HARIANTERBIT.CO – Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Endang Rudiatin, M.Si., sukses meraih paten granted untuk karyanya dari hasil Riset dan Pengabdian Masyarakat terhadap UMKM di Serang Banten, pada Senin (18/9/2025).
“Saya saat itu tengah melakukan riset dan pengabdian masyarakat terhadap UMKM pangan lokal dan menemukan bahwa di Serang melinjo merupakan pangan yang digemari oleh masyarakat. Selama satu semester bersama laboran teknik mesin melakukan beberapa uji coba dan menemukan formula pembuatan tepung melinjo yang dapat diolah layaknya tepung terigu,” kata Endang Rudiatin, dalam keterangan tertulis yang diterima HARIANTERBIT.CO, Rabu (20/8/2025).
Endang sangat terharu mendapatkan paten granted bertepatan dengan Indonesia merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus. Sebagai anak pejuang kemerdekaan dengan ‘Bintang Gerilya’, pemberian paten granted ini merupakan penghargaan terhadap produk lokal karya anak bangsa.
Paten granted adalah status paten yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, dan diberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk melindungi invensinya, mencegah pihak lain untuk meniru atau menggunakan temuan tersebut tanpa izin. Karya yang memperoleh paten granted itu, yakni Proses Pembuatan Tepung Melinjo sebagai Bahan Olahan Pangan (nomor IDS00202208986).
”Tepung melinjo ini sudah diujicobakan pada UMKM dari Indonesia Small Medium Entrepreneurship Association (ISMEA) yaitu Kueffi Cookies menjadi biskuit dengan berbagai varian,” ujar Endang Rudiatin.
Paten biskuit ini pun telah didaftarkan, sudah published dan menunggu granted. ISMEA merupakan perkumpulan yang serius menggerakkan UMKM menggunakan bahan baku lokal dalam produksinya. ISMEA sering menjadi mitra para inventor dan periset berbagai kampus dalam program pengabdian masyarakat.
Pengembangan dan invensi yang dihasilkan oleh Endang Rudiatin yang juga adalah ketua Pusat Studi Pesisir dan Perbatasan (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta, berupa pengembangan produk pangan berbahan baku lokal asli Indonesia. Ia melibatkan Dyah Prani dari prodi Teknik Kimia, dan Selviana dari Keperawatan yang kala itu merupakan mahasiswa asal Serang, Banten.
‘Saat ini produk olahan melinjo di Jepang dan Eropa mulai sering digunakan dalam industri farmasi. Ke depan Endang pun berharap dari paten granted tepung melinjo ini dapat menghasilkan invensi-invensi lain bagi industri pangan dan farmasi di UMJ.
Selanjutnya Endang bersama tim PSPP yang sedang melakukan pemberdayaan masyarakat pada nelayan daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, juga sedang mendaftarkan beberapa paten dari hasil interaksinya dengan masyarakat pesisir perbatasan Sambas Kalimantan Barat.
Endang yang juga ketua Asosiasi Lembaga Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang dikenal dengan singkatan MCEBI, bersama tim Majelis Diktilibang PTMA PP Muhammadiyah Prof. Bambang Setiaji, Prof. Machfud Solihin, Dr. Muh Sayuti, dan Dr. Andi Bawono merancang program hilirisasi dan komersialisasi produk-produk inovatif dan kreatif wirausaha mahasiswa berbasis bahan baku lokal sebagai praktek mata kuliah Kewirausahaan.
Rencana program ini merespons Kampus Berdampak yang digulirkan Mendiktisaintek, Endang Rudiatin di kalangan Muhammadiyah dan Aisyiyah dikenal sebagai dosen yang memiliki ide-ide inovatif bagi petani, nelayan dan UMKM. Menurutnya konsep kunci dalam hilirisasi dan komersialisasi teknologi dalam program Asa Cita Prabowo, ada pada menjaga rantai pasok dari petani dan nelayan ke industri, terutama bagi UMKM. (*/rel/dade)

 
									



 
									 
									 
									 
									 
									 
									 
									 
									