HARIANTERBIT.CO – Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP Foksi) menggelar peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang berpuncak bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda di Balai Kota Surakarta, pada Selasa (28/10/2025) malam. Acara ini menggelar Dialog Kebangsaan dan Pagelaran Budaya dengan menghadirkan sejumlah tokoh pemuda lintas organisasi dan pejabat daerah.
Dialog kebangsaan diisi oleh Wali Kota Surakarta Respati Achmad Ardianto, Forkopimda Surakarta, serta para pimpinan organisasi kepemudaan tingkat nasional seperti Ketua Umum DPP KNPI Ryano Panjaitan, Ketua Umum GMKI, Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum KMHDI I Wayan Darmawan, dan Habib Anis Bin Yahya.
Dalam sambutannya, Natsir Sahib selaku ketua umum DPP Foksi menegaskan bahwa peringatan Hari Santri dan Hari Sumpah Pemuda tahun ini adalah momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan yang berlandaskan keberagaman dan toleransi.
“Semangat dari Hari Santri saat ini seharusnya disalurkan untuk membangun semangat (menjaga) keberagaman yang telah ada di bumi Indonesia. Menjaga keberagaman ini harus dilakukan oleh santri dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,” kata Cak Natsir, sapaan akrab Natsir Sahib, sebagaiman dikutip dari keterangan yang diterima HARIANTERBIT.CO, Jumat (31/10/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya peran santri dan pemuda dalam menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045 yang harus menjadi generasi yang tangguh, berilmu, dan berakhlak. “Santri dan pemuda harus menjadi bagian dari generasi emas yang mampu menggabungkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional. Pemuda dan santri saat ini harus unggul dalam teknologi, disertai juga yang mampu menjaga akhlak, moralitas dan nilai-nilai kebangsaan serta kemanusiaan dalam setiap langkah,” ujar Cak Natsir.
Dalam konteks pembangunan nasional, Cak Natsir juga menyoroti perlunya kolaborasi nyata antara santri, pemuda, dan pemerintah dalam menyukseskan visi pembangunan Presiden Prabowo Subianto sesuai dengan visi Asta Cita, khususnya dalam aspek peningkatan kualitas manusia Indonesia dan penguatan ekonomi rakyat.
“Kami, para santri dan pemuda, siap menjadi bagian dari kekuatan bangsa untuk menyukseskan program Asta Cita Presiden Prabowo. Kami melihat Asta Cita sebagai visi pemerintahan yang membangkitkan panggilan moral untuk membangun manusia Indonesia yang unggul, sehat, berpendidikan, dan sejahtera,” ungkapnya.
Cak Natsir juga menambahkan, kolaborasi lintas generasi dan lintas iman sebagaimana acara dialog ini mengundang pemuda dengan latar belakang yang beragam, menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing global.
“Sumpah Pemuda dulu menyatukan bahasa, bangsa, dan Tanah Air. Kini tugas kita adalah menyatukan semangat kemajuan dengan nilai-nilai kebangsaan. Santri dan pemuda harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan menjadi jembatan bagi kemajuan bangsa,” tandasnya.
Acara peringatan ini juga dimeriahkan oleh pagelaran seni dan budaya yang menghadirkan Hadad Alwi dan Kiai Kanjeng, menggambarkan harmoni antara spiritualitas, kebudayaan, dan nasionalisme.
Perayaan yang berlangsung meriah dan tertib ini menegaskan bahwa santri dan pemuda adalah dua pilar utama bangsa yang mewarisi semangat sejarah, dan membangun masa depan. Dengan semangat toleransi, kolaborasi, dan inovasi, santri dan pemuda siap mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih manusiawi, berkeadilan, dan berperadaban. (*/rel/dade)

 
									



 
									 
									 
									 
									 
									 
									 
									 
									