Wayan Darmawan, ketua umum PP KMHDI. (ist)

KMHDI Desak Hashim Ungkap Identitas Oknum Berniat Suap Presiden Prabowo dan Lapor KPK

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) mendesak Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, mengungkap identitas oknum yang berencana menyuap Presiden Prabowo Subianto dan melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan menilai, langkah tersebut penting sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Sebelumnya, KMHDI mengapresiasi sikap tegas Presiden Prabowo yang disebut menolak tawaran suap bernilai fantastis mencapai Rp16,5 triliun. Menurutnya, sikap Prabowo tersebut menunjukan komitmen pemimpin negara untuk memberantas korupsi.

“Kami mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo yang menolak suap dengan nilai fantastis tersebut. Ini membuktikan bahwa beliau betul-betul ingin memberantas praktik korupsi di negeri ini,” kata Darmawan, melalui keterangan tertulis yang diterima HARIANTERBIT.CO, Senin (27/10/2025).

Meski demikian, KMHDI menekankan bahwa langkah penolakan saja tidak cukup. Harus ada upaya pengungkapan siapa pelaku yang berani melakukan praktik suap tersebut. Darmawan mengungkapkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, penyuapan merupakan bagian dari tindak pidana korupsi. Untuk itu, identitas pemberi suap harus diungkap agar penegakan hukum dapat berjalan transparan.

Darmawan menambahkan, adanya oknum yang berani menelepon langsung Presiden dan berniat memberikan suap merupakan masalah serius, koruptor yang terang-terangan berani merendahkan martabat Presiden dan bangsa Indonesia. “Upaya penyuapan ini bukan hal yang sepele, karena berkaitan dengan marwah bangsa, ada oknum yang berani menelpon dan berniat menyuap Presiden merupakan penghinaan atas marwah bangsa. Harus di usut tuntas dan ungkap ke publik,” ujarnya.

Jika tidak diungkap, kata Darmawan, kasus ini akan menjadi preseden buruk bagi Presiden dan komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia, dan bahkan hanya akan menjadi gimmick. “Kasus ini akan menjadi preseden buruk bagi pemberantasan korupsi di Indonesia jika tidak diungkap dan ditangkap pelakunya, bahkan mungkin korupsi hanya akan dianggap gimmick oleh para koruptor,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo dalam pidatonya di acara Indonesia Berdoa-HUT ke-1 Forum Masyarakat Indonesia Emas, pada Sabtu (18/10/2025), menyebut bahwa Presiden Prabowo sempat menelepon dirinya. Dalam perbincangan tersebut, Hashim mengatakan, Presiden Prabowo bercerita tentang dirinya yang ingin disuap oleh seseorang. Namun, Prabowo menolak tawaran itu secara tegas. (*/rel/dade)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *