ILUSTRASI ist

MENGAPA BARATAYUDHA TERJADI?

Posted on

BRAVO8NEWS.COM – Basudewa Krisna sering menjadi pihak yang dipersalahkan terjadinya perang besar Baratayudha. Krisna sebagai awatara Wisnu menitis ke dunia karena ada sesuatu misi menegakan kebenaran dan keadilan.

Krisna mampu melihat masa depan, mampu menghentikan waktu bumi berputar dan mampu membuat strategi. Akar masalah dari perang Baratayudha antara lain :
1. Keserakahan yang terus turun temurun. Dari dewi Setyawati, Destrarata, Gandari, Sangkuni hingga Duryudana dan para Kurawa.
2. Sikap iri hati terhadap prestasi pandawa dan ingin merampas hak Pandawa sehingga ingin mencelakakan sampai membunuhnya.
3. Kejumawaan Duryudana yang menimbulkan rasa dendam mendalam sejak usia kanak kanak.
4. Cinta buta dsri Raja Destrarata dan Dewi Gandari serta Sangkuni yg memanjakan dan pmenghasutnya
5. Bisma yang Agung yang bersumpah membela dan menjaga tahta Hastinapura namun terbelenggu Duryudana.
6. Guru Durna yang mengejar materi dan keduniawian bagi membahagiakan Aswatama anaknya sehingga terjebak pada hasutan Sangkuni dan Duryudana
7.Dendam Karna kepada para Pandawa terutama kepada Arjuna. Yang dimanfaatkan Duryudana sehingga terjebak pada sumpah dan janji persahabatanya.
8. Pembakaran Pandawa dan ibu Kunti di istana Warnabrata
9. Kekalahan Pandawa dalam permainan dadu dengan Sangkuni yang berdampak pelecehan terhadap Drupadi maupun para Pandawa yang berdampak pada 0engasingan Pandawa selama 12 tahun dan penyamaran selama 1 tahun.
10. Sumpah Drupadi yang mengutuk dan dendam terhadap Kurawa.
11. Sumpah Bima untuk membalas dendam dan menumpas seluruh kurawa
12. Penghinaan terhadap Basudewa Krisna yang menjadi duta perdamaian yang ditolak Kurawa
13. Karma atas kutukan dari para tokoh tokoh Kurawa dari Bisma yang Agung, Guru Dorna, Raja Angga Karna, Raja Salya, Jayadrata, Duryudana, Dursasana, para Kurawa
Basudewa Krisna memahami hal tersebut bahwa perang memang harus terjadi untuk menumpas angkara murka. Jiwa adalah kebebasan.

Walaupun dalam perang Bharatayuda Krisna maupun Baladewa sama sama tidak terlibat langsung namun strategi Krisna yang membuat Pandawa menamg dan Kurawa musnah. Sumber daya akan terus dipuja diperebutkan dan menjadi simbol kejayaan berbagai cara dihalalkan untuk mendominasinya.

Sehingga diperlukan kekuatan dan kekuasaan. Harapannya berasakan kejujuran kebenaran dan keadilan namun tatkala di tangan orang yang keliru makan akan digunakan sebagai higemoni dan bersekutu dengan oligarki.

Moralitas kunci memegang kekuatan dan kekuasaan agar bermanfaat bagi patriotisme agar bangsa dan negara berdaulat berdaya tahan berdaya tangkal bahkan berdaya saing.

Basudewa Krisna walaupun memihak namun ia berupaya mencerahkan dan menyadarkan akan Dharma dan Karma. Krisna sangat paham bahwa :” Kekuasan simbol kejayaan sekaligus simbol kejumawaan dan pemenuhan kepentingan”.

Seringkali pengatasnamaan menjadi legitimasi dan justifikasi dengan memanfaatkan berbagai kekuatan dan kekuasaan termasuk kesucian kaum beriman untuk mencapai tujuan. Pembenaran dan saling membuli menjadi sesuatu yang terus dilakukan walau merusak peradaban. Sivis pacem parabelum. Kalau mau berdamai harus siap berperang.

Hidup dalam suatu peradaban diperlukan kemampuan dan kekuatan untuk memahami, membatasi, empati, peduli, saling menghormati, dan mampu saling menghidupi. Kekuatan siap berperang untuk menjaga agar hidup dan kehidupan walau memerlukan peradaban dan kemampuan bertahan hidup namun juga menumbuh kembangkannya.

Basudewa Krisna memahami akan dampak perang namun ia sadar bahwa manusia adalah mahkluk paling lemah sekaligus paling kuat. Namun untuk mengatasi kelemahannya dan mencapai kekuatanya, ia harus belajar dalam segalanya. Di samping itu manusia dituntut memiliki kepercayaan diri dan bekerja keras untuk hidup dan kehidupannya.(cdl) Km 89 290921

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *