HARIANTERBIT.CO – Kasus Kabupaten Pati di Jawa Tengah sekonyong-konyong menjadi semacam ajang “adu nyali” rakyat terhadap penguasa. Paling tidak, kasus demo besar-besaran rakyat Kabupaten Pati mendesak “penguasa” daerah itu –Bupati Sudewo– mundur sementara ini dapat disebut membuahkan hasil.
Pimpinan DPRD setempat sepakat membentuk Panitia Khusus pemakzulan Bupati Sudewo yang sebelumnya manantang rakyat daerah itu melakukan demo besar-besaran.
Puluhan ribu – bahkan ada yang menyebut seratusan ribu lebih — warga Pati membanjiri Alun-alun Kota Pati yang mulai berdatangan sejak Rabu pagi (13/8/2025).
Demo terus berlanjut, bahkan sempat disebut-sebut ricuh. Massa melempari polisi dengan botol mineral, bahkan batu, sementara polisi menyemprotkan gas air mata.
Informasi yang dikutip dari instagram @patisakpore menyebut, pada aksi demo Pati 13 Agustus, sekira pukul 11.10 WIB, ratusan massa dilaporkan telah mengepung dan bahkan berhasil menduduki gedung DPRD setempat, setelah lebih dulu memaksa membuka gerbang DPRD untuk menerobos masuk ke dalam gedung.
Setelah berhasil masuk, sebagian demonstran ada yang berhasil masuk ke dalam gedung dewan. Hal ini menambah ketegangan dalam aksi protes yang sudah berlangsung sejak pagi.
Sekitar pukul 13.00 WIB,perwakilan massa berhasil menduduki gedung DPRD. Memenuhi tuntutan massa, akhirnya DPRD Kabupaten Pati pun sepakat menggelar rapat Parpurna yang dipimpin Ketua DPRD Ali Badrudin, membahas usulan hak angket kebijakan Bupati Sadewo, berujung DPRD membentuk pansus untuk pemakzulan Bupati Pati Sudewo. Sejumlah fraksi juga mengungkap alasan dari usulan pemakzulan itu.
Sebelumnya, dalam situasi demo yang memanas, massa melontarkan paling tidak 5 tuntutan untuk dipenuhi DPRD.
- Menuntut Sudewo turun dari jabatan bupati.
- Menolak penerapan lima hari sekolah.
- Menolak renovasi Alun-alun Pati dengan anggaran Rp2 miliar.
- Menolak pembongkaran total Masjid Alun-alun Pati yang bersejarah.
- Menyoal proyek videotron yang menelan biaya Rp 1,39 miliar.
Sebelum menerobos ke dalam Gedung DPRD, Bupati Sudewo sempat menemui massa dengan menggunakan rantis Polri. Sudewo meminta maaf kepada masyarakat, namun mendapat balasan berupa pelemparan botol air mineral. Akhirnya Sudewo kembali masuk kenderaan dan kembali ke kantornya.
Usai rapat paripurna DPRD yang membentuk Pansus pemakzulan Sudewo, massa terlihat mulai membubarkan diri. (lia)