Menkes Budi didampingi Direktur RSCM dr Lies Dina

Sempat Mangkrak 11 Tahun, Gedung RSCM Kanigara Akhirnya Resmi Beroperasi

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Setelah sempat mangkrak selama 11 tahun, akhirnya pembangunan gedung RSCM Kanigara atau Central Medical Unit (SMU) 3 RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM) berhasil dirampungkan. Proses pembangunan gedung yang memakan waktu 4 bulan tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp348,7 miliar yang bersumber dari APBN.

Peresmian gedung RSCM Kanigara dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wamenkes Dante Saksono, perwakilan Kementeria PUPR, dan jajaran direksi RCSM pada Jumat (3/3/2023).

Dalam sambutannya Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan RSCM merupakan referal pusat, menjadi the ultimate rumah sakit yang sangat menentukan dan sekaligus juga menunjukkan seberapa mampu Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara memiliki sebuah rumah sakit referal yang bisa diandalkan. Karena itu, Kemenkeu berkomitmen untuk mendukung pembangunan RSCM agar menjadi rumah sakit bertaraf internasional.

“Selain itu kita juga mendapati antrean pasien terutama yang hendak operasi. Sebagian dari mereka terutama masyarakat kaya pergi berobat ke luar negeri,” kata Menkeu.

Ia juga menyebut Kementerian Keuangan akan terus mendukung pendanaan dengan proper dan memadai. “Karena memang negara tidak akan bisa maju tanpa sumber daya manusia yang sehat dan cerdas,” ungkapnya.

Dengan diresmikannya RSCM Kanigara, Menkeu menegaskan bahwa pembangunan RSCM Kanigara merupakan bagian pembangunan dan pembenahan yang berkelanjutan. Sehingga nantinya RSCM dapat menjadi sebuah referral hospital dan World Class Hospital yang bisa dibanggakan oleh bangsa Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Menkes Budi mengungkapkan bahwa ada tiga hal penting yang harus dilakukan RSCM seiring pembenahan yang dilakukan. Pertama adalah layanan harus menjadi terbaik. Layanan terbaik ini bisa dilihat apakah orang kaya mau dirawat di RSCM. “Selama ini mereka memilih berobat ke luar negeri,” tukasnya.

Kedua, RSCM seperti halnya rumah sakit lain harus terus melakukan riset dan update teknologi. Dalam hal ini RSCM bisa bekerjasama dengan fakultas kedokteran yang dimiliki oleh perguruan tinggi. “RSCM harus belajar sesuatu yang sifatnya terdepan,” tambah Menkes.

Ketiga RSCM harus mampu menjadi pusat pendidikan bagi RSUD di semua daerah. Dengan cara seperti ini maka tidak semua pasien harus berobat ke RSCM tetapi cukup sampai di RSUD. “Ini supaya beban yang disandang RSCM bisa berkurang,” katanya.

Sementara itu Direktur RSCM dr Lies Dina Liastuti mengatakan RSCM mempunyai beban yang cukup berat. Antrean pasien yang hendak operasi kini tercatat 4.200 pasien. “Dengan gedung baru ini kami berharap bisa memangkas antrean,” katanya.

RSCM Kanigara lanjut dr Lies merupakan pusat pengembangan Layanan Transplantation Center, Layanan Advanced Diabetes Center yang merupakan Layanan Pusat Pengampu (Diabetes Mellitus, Uronefro, dan Gastro Hepato), Layanan Bedah, dan Layanan Intensif Care Unit (ICU) yang terpusat.

“Pelayanan yang terpusat dapat memudahkan koordinasi dan menjadi contoh layanan bagi rumah sakit jejaring yang paripurna dan profesional serta mampu menjadi pengampu jejaring layanan prioritas rumah sakit sesuai stratifikasi layanannya,” lanjutnya.

Hadirnya Layanan Transplantation Center di RSCM Kanigara jelas dr Lies tak terlepas dari fokus pelayanan kepada pasien yang paripurna, dimana pasien transplan setelah dilakukan transplantasi dalam keadaan rendah imunitasnya karena menggunakan obat penekan respons imun untuk mencegah penolakan organ yang dicangkokkan di tubuhnya. Lingkungan rumah sakit dapat berpotensi untuk terjadinya infeksi bagi pasien saat berkunjung ke rumah sakit.

Selain itu, proses di rumah sakit mulai dari pendaftaran, pengambilan darah, menunggu antrian dan pengambilan obat dapat berpotensi terjadi penularan dari pasien lain ke pasien transplan. Layanan ini nantinya akan melayani rangkaian perawatan sebelum dan sesudah dilakukannya transplantasi ginjal, hati, dan mata.

Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K) selaku Kepala Transplantation Center menyatakan bahwa Transplantation Centre adalah kreasi RSCM dengan layanan One Stop Service yang eksklusif bagi pasien transplantasi organ. “Kami dengan bangga mempersembahkan layanan ini untuk kenyamanan pasien yang membutuhkan transplantasi. Kami memahami bahwa proses transplantasi organ dapat menjadi sangat melelahkan dan menantang bagi pasien,” jelasnya.

Oleh karena itu, RSCM Kanigara hadir untuk membantu dan mengurangi beban yang dirasakan pasien. Melalui layanan ini, pasien dapat duduk dengan tenang sambil menunggu tim RSCM yang terdiri dari dokter, petugas laboratorium, dan obat-obatan datang menghampiri mereka.

“Dengan adanya layanan One Stop Service kami, diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan nyaman bagi pasien kami yang membutuhkan transplantasi organ,” tegasnya. (in)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *