HARIANTERBIT.CO – Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau yang dikenal dengan Kang Dedi Mulyadi alias KDM, sempat heran dan kaget mengetahui sejumlah warga di Kampung Baru, Kelurahan Harjamukti, Cimanggis hingga puluhan tahun tidak memiliki Kartu Tanda penduduk (KTP).
“Kok bisa sudah tinggal di Kampung Baru, Kelurahan Harjamukti tidak memiliki identitas diri alias KTP Depok, ini harus ditangani serius dan secepatnya oleh Pemkot Depok,” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, didampingi Wali Kota Depok Supian Suri, Ketua DPRD Depok Ade Supriatna, Kapolres Depok Kombes Pol Abdul Waras, serta Dandim 0508 Kolonel (Inf) Iman Widhiarto, usai meninjau lokasi perusakan dan pembakaran mobil polisi di Kampung Baru, Kelurahan Harjamukti, Cimanggis, Selasa (22/4/2025).
Kondisi di Kampung Baru, Kelurahan Harjamukti sudah padat penduduk perlu lebih mendapatkan perhatian, dan harus dituntaskan secepatnya apalagi mereka sudah bertempat tinggal puluhan tahun dan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
“Iya, tadi ke sana bertemu warga. Saya pun titip pesan ke warga di sana, tidak boleh bikin kegaduhan, tidak boleh bikin hal-hal yang bersifat rusuh, harus menjunjung tinggi adab dan istiadat masyarakat Jawa Barat, yang mengedepankan semangat silih asih, silih asah, silih asuh,” kata KDM.
Menurut Kang Dedi, ini yang menjadi problem. Tinggal puluhan tahun di situ, tetapi KTP-nya ada yang Jakarta, ada yang KTP Bekasi, bahkan ada yang sama sekali tidak punya KTP dan ini tidak bisa dibarkan berlarut-larut.
“Segera ditangani. Nanti akan dibahas bersama jajaran Pemkot Depok, dan kemudian bertemu Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri,” tegas KDM sembari menambahkan, apalagi Kota Depok salah satu etalasenya Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
Terkait masalah aksi peruskan dan pembakaran mobil polisi beberapa waktu lalu oleh massa, imbuh KDM, diharapkan warga Depok tidak ada problem-problem sosial yang menonjol. “Dipastikan juga aksi-aksi premanisme semakin susut, bila perlu sampai nol, zero premanisme,” pungkasnya. (*/anton)