Foto pemagaran Laut Bekasi yang muncul di media sosial. (ist)

Tangerang dan Bekasi Lautnya Sama Dipagari, Tak Ada Izin Kok Beda?

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Lautnya sama-sama dipagari. Satu di wilayah Tangerang Utara, satunya lagi di perairan Bekasi. Manfaat dan kegunaannya — setidaknya di mata masyarakat umum belum jelas, belum terlihat.

Tapi ternyata muncul klaim, kedua kasus yang mencengangkan itu tidak sama. Walau memang diketahui, pertanggungjawaban pemagaran laut Tangerang Utara itu belum lagi jelas.

Berita tentang pemagaran wilayah laut Bekasi baru saja muncul, lebih kurang seminggu setelah berita pemagaran laut Tangerang Utara yang heboh. Namun begitu muncul, berita pemagaran laut Bekasi ini langsung mendapat respon, bahkan pembelaan.

“Mencoba menyamakan keduanya adalah tindakan menyesatkan dan salah satu upaya membiaskan isu pagar misterius Tangerang Utara,” ujar seorang politisi Johan Rosihan.

Setelah ada pagar laut misterius sepanjang 30 kilometer di perairan Tangerang, Banten, kini muncul benda serupa di perairan Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Tepatnya di daerah Tarumajaya.

Dua pagar misterius ini viral dan lebih dahulu diketahui masyarakat dan diunggah ke media sosial (medsos) dan telah viral di Tiktok.

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menjelaskan, perbedaan mendasar antara kasus pemagaran laut di Tangerang Utara dan Bekasi. Namun menurut informasi yang diperoleh HARIANTERBIT.CO, konon terhadap kedua tanggul atau pagar laut itu pihak Kementerian Kelutan dan Perikanan (KKP) sama-sama belum memberikan izin.

“Pemagaran di Tangerang Utara adalah persoalan serius yang merugikan masyarakat nelayan dan hingga kini belum jelas siapa pihak yang bertanggung jawab. Sedangkan pemagaran di Bekasi jelas bertujuan untuk konservasi mangrove dan pengendalian abrasi,” ujarnya di Senayan, Selasa (14/1/2025).

Pernyataan Johan ini merespons mulai muncul upaya yang coba membanding-bandingkan pemagaran laut di Bekasi dengan tindakan kontroversial pemagaran laut misterius di Tangerang Utara.

Menurut Johan, pemagaran di Tangerang Utara telah berdampak buruk pada akses nelayan kecil terhadap area penangkapan ikan.

Johan juga menyoroti kurangnya transparansi terkait izin dan tujuan pemagaran tersebut. Sebaliknya, pemagaran di Bekasi memiliki tujuan konservasi lingkungan yang melibatkan masyarakat lokal.

“Pemagaran di Bekasi adalah contoh pengelolaan pesisir yang berkelanjutan dan mendukung ekosistem, bukan pembatasan akses nelayan seperti yang terjadi di Tangerang,” jelas politisi PKS ini.

“Mencoba menyamakan keduanya adalah tindakan menyesatkan dan salah satu upaya membiaskan isu pagar misterius Tangerang Utara,” sambung Johan.

Johan Rosihan mendesak Pemerintah dan pihak berwenang segera mengusut tuntas kasus di Tangerang Utara. “Kami menolak segala upaya pengalihan isu atau pembenaran yang mencoba membingkai tindakan ini sebagai hal yang positif,” tandasnya.

“Hak-hak nelayan harus dilindungi, dan pihak yang bertanggung jawab atas pemagaran misterius ini harus diungkap,” tegas Johan. (lia)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *