Angka kematian balita akibat virus masih tinggi di Indonesia

Jenis Vaksin pada Imunisiasi Rutin Anak Bertambah Jadi 14 Antigen

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Cegah anak dari risiko kematian dan kesakitan akibat virus, Kementerian Kesehatan memperluas jenis vaksin yang diberikan kepada anak-anak. Penambahan vaksin dari 11 antigen menjadi 14 antigen sudah mulai diberlakukan di sejumlah provinsi.

“Kenapa kita harus repot menambah jenis vaksin yang semula 11 menjadi 14 dalam program imunisasi nasional, salah satunya karena kita tahu sebagian besar kematian bayi dan balita kita disebabkan pneumonia dan diare yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine pada Temu Media, Selasa (24/10/2023).

Beberapa keunggulan dari imunisasi rutin yang lengkap, pertama, menghemat pengeluaran untuk biaya kesehatan. Hal tersebut selaras dengan upaya Pemerintah tengah berupaya mengubah pola pengobatan penyakit menjadi pencegahan penyakit.

Kedua, lanjut Prima, meningkatkan kekebalan kelompok atau herd immunity. Hal ini dapat mencegah terjadinya serangan wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk terjadi di masyarakat, bila jumlah imunisasi di masyarakat mencapai 95 persen.
“Kalau 95 persen anak sudah diimunisasi, dan ada satu dua anak yang belum diimunisasi karena suatu hal, maka anak ini juga bisa terlindungi,” tegasnya.

Ketiga, imunisasi dapat memutus rantai transmisi virus tertentu yang berasal dari kelompok lain atau transmisi antar kelompok. Seperti halnya pada vaksinasi rubela, vaksinasi terbukti berhasil memutus rantai transmisi antar kelompok.

Menurut Prima, risiko kematian anak akibat diare dapat dicegah melalui Imunisasi Rotavirus, sebagai salah satu dari 14 vaksin yang diberikan secara gratis oleh Pemerintah. Selain itu, Kemenkes juga menyediakan vaksin PCV (Pneumococcal conjugate vaccine) untuk mencegah risiko kematian anak akibat pneumonia.
Sesuai UU No.17/2023 tentang Kesehatan, vaksinasi terhadap anak merupakan hak bagi setiap anak Indonesia. Menurut dia, kerja sama yang baik antara masyarakat dan Pemerintah harus tercipta demi mencegah kematian anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Toto Wisnu Hendrarto mengatakan vaksinasi terbukti aman, karena sudah ada riset yang terpublikasi yang semuanya didasari penelitian ilmiah.

Diakui, penambahan jenis antigen menjadi 14 pada Imunisasi Rutin Lengkap bukanlah merupakan hal baru, sebab sejumlah negara di dunia telah melakukan upaya serupa di negaranya masing-masing.

Ia menyebutkan keempat belas jenis vaksin yang disediakan secara gratis oleh Pemerintah bukanlah vaksin jenis baru, karena sebelumnya vaksin sejenis sudah ditemukan, namun hanya bisa diperoleh dengan cara membayar.

“Dahulu, untuk vaksin heksavalen, PCV, dan 13 antigen, dan rotavirus harus membayar sekitar Rp 2,5 juta. Alhamdulillah, sekarang Pemerintah sudah menanggung dalam program imunisasi nasional gratis,” tegasnya.
Program Imunisasi Rutin Lengkap yang dilakukan di Indonesia dilakukan atas rekomendasi para ahli di Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI). Rekomendasi ITAGI dibuat berdasarkan rekomendasi global, beban penyakit pada suatu negara, vaksin yang aman, efektif, dan ketersediaannya, demonstrasi program, serta analisis ekonomi terkait dampak dari program vaksinasi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *