HARIANTERBIT.CO – Arsip Pembentukan ASEAN memiliki signifikasi regional yang tinggi khususnya sebagai organisasi regional yang berperan penting dalam menjaga stabilitas politik keamanan di Kawasan Asia Tenggara pada khususnya dan dunia pada umumnya. Karena itu arsip pembentukan ASEAN penting untuk dijadikan sebagai salah satu memory of the world (MoW) agar sejarah tentang pembentukan ASEAN dapat diakses lebih luas oleh masyarakat seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto pada pembukaan Workshop ASEAN bertajuk Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW sekaligus International Seminar on ASEAN’s Formation Archives di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, ANRI, Jakarta Selatan pada Rabu (26/7/2023).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodidjah, Director of Community Affairs ASEAN Secretariat, Mr. Lee Yoong Yoong, Program Specialist, Communication and Information, UNESCO Office Jakarta Ms. Ana Lomtadze, Duta Besar RI untuk Serbia 2010-2014 Semuel Samson, Anggota DPR RI dan Duta Arsip Rieke Diah Pitaloka dan pejabat lainnya baik daring maupun luring.
Pada kata sambutannya, Imam menyampaikan pembentukan ASEAN merupakan sebuah proses yang berlangsung sejak dideklarasikan pada tahun 1967 hingga akhirnya disepakatinya ASEAN Charter 2007.
Ia juga menjelaskan bahwa keberadaan ASEAN sesungguhnya tidak lepas dari spirit KAA/ Bandung spirit dan spirit GNB. ASEAN Way atau cara ASEAN yang mengembangkan cara-cara dialog, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing/non intervensi, penyelesaian konflik dengan cara damai, musyawarah dan mufakat adalah spirit Bandung, sekaligus juga Spirit GNB.
”Apalagi jika menarik jauh ke belakang, sejarah kita sebelum masa kolonial, sebelum abad 16 adalah satu dan dipersatukan oleh budaya dan perdagangan. Asia Tenggara dibentuk oleh perdagangan atau hubungan ekonomi yang kemudian memunculkan adanya hubungan budaya antar masyarakat,” kata Imam.
Oleh karena itu, kebersamaan negara-negara anggota ASEAN mengajuan arsip Pembentukan ASEAN sebagai memory of the world adalah dorongan genetik dari masyarakat Asia Tenggara yang pernah menjadi satu kesatuan entitas historis dan budaya.
ANRI Ditunjuk Jadi Koordinator
Berdasarkan hasil pertemuan Executive Council of the Southeast Asia Regional Branch of the International Council on Archives (SARBICA) pada 20 April dan 13 September 2022 yang dihadiri pimpinan 10 lembaga kearsipan negara-negara ASEAN, disepakati bahwa Arsip Pembentukan ASEAN akan dinominasikan pada register Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) pada siklus nominasi berikutnya. SARBICA menunjuk Indonesia dalam hal ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai koordinator sekaligus mengoordinasikan kegiatan ini dengan Sekretariat ASEAN dan membentuk sebuah Working Group dalam rangka mempersiapkan nominasi.
Guna meningkatkan efisiensi kinerja Working Group SARBICA untuk mempersiapkan dan finalisasi terhadap penominasian Arsip Pembentukan ASEAN dalam register MOWCAP, maka ANRI sebagai tuan rumah menyelenggarakan seminar bertajuk Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW & International Seminar on ASEAN’s Formation Archives di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, ANRI, Jakarta Selatan pada 26 Juli 2023.
Seminar tersebut membahas peran kiprah ASEAN serta strategi dan pengenalan penominasian bersama Arsip Pembentukan ASEAN pada register MOWCAP dengan menghadirkan pembicara kunci Director of Community Affairs ASEAN, Lee Yoong Yoong dan beberapa narasumber, yakni Dewan Penasihat ANRI Bidang Kemaritiman, Connie Rahakundini Bakrie, Secretary General of MOWCAP, Linh Anh Moreau, dan Vice President of MOWCAP, Vu Thi Minh Huong.
”Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan kita dalam melestarikan dan membuka akses terhadap warisan dokumenter. Bersama-sama, kita akan menerangi masa depan dengan cahaya pengetahuan dari masa lalu, dan menjadikan warisan kita sebagai jembatan untuk perdamaian, pemahaman, dan harmoni di dunia yang semakin kompleks ini,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut dilakukan pula penyerahan Sertifikat MoW UNESCO untuk 3 warisan documenter Indonesia yaitu Arsip GNB 1, Arsip pidato Bung Karno di PBB To Build The Anew, dan Hikayat Aceh.