KH. Ir. Noegroho Moepoeni.

Terapi Pijat Pangkal Jari Mampu Tingkatkan Kecerdasan Siswa dan Janin di Kandungan

Posted on

HARIANTERBIT.CO-Hasil Riset tentang  Teori Kecerdasan yang dilakukan oleh psikolog dan pakar ilmu syaraf dari Harvard University, Prof. DR. Howard Gardner mengungkapkan, “Multiple Intelligences” atau kecerdasan ganda seorang anak ternyata masih dapat ditingkatkan.

“Metode meningkatkan kecerdasan ganda tersebut diantaranya melalui “Terapi Doa dan Pijat Pangkal Jari untuk kondisi normal serta special needs untuk penderita autis hiperaktif, down syndrome dan penyakit lainnya. Ini kami terapkan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa,” kata pakar terapi “Multiple Intelegenes” dan pengobatan alternatif KH. Ir. Noegroho Moempuni saat ditemui di kediaman sekaligus tempat praktiknya di Jl. Cempaka No. 60 Cirendeu, Ciputat Timur Tangerang Selatan, Jum’at (21/07/2023).

Menurut Ir. Noegroho, pihaknya membuka praktik pengobatan dan terapi meningkatkan kecerdasan Multiple Intelligences dengan maksud untuk  membantu anak menjadi lebih pintar, cerdas, dan mandiri  dalam menghadapi persaingan di era global saat ini. Bukan hanya bagi anak-anak, bayi yang masih dalam kandungan juga kecerdasannya bisa ditingkatkan melalui pijat bagi sang ibu hamil.

Setelah mengikuti terapi diaharapkan seorang anak akan mampu dan menguasai mata pelajaran matematika dengan baik di sekolah. Biasanya seorang siswa yang pintar matematika akan lebih mudah dalam menerima mata pelajaran lainnya.

Setelah melalui proses terapi 1 periode, umumnya nilai pelajaran matematika seorang siswa di sekolah akan mengalami peningkatan. Penekanan dalam penguasaan matematika di sini sangat diutamakan, karena hampir semua anak/orang dewasa yang pintar matematika biasanya secara otomatis akan lebih mudah menguasai mata pelajaran lainnya.

Sedangkan anak yang cerdas  lebih dapat menguasai berbagai mata pelajaran di sekolah dan mampu berprestasi dibanyak bidang. Dengan demikian  anak  diharapkan lebih unggul dan mampu menduduki posisi rangking dalam pengumpulan nilai di kelasnya.

Anak Jadi Pintar, Cerdas, dan Mandiri

Selain pintar dan cerdas terapi ini juga membuat seorang anak menjadi lebih mandiri, dimana mereka mampu mengatasi masalah yang dihadapi terhadap mata pelajaran di sekolah. Terutama untuk pelajaran yang mengutamakan logika serta bertanggung-jawab dan mampu  memimpin suatu organisasi kecil dalam lingkungannya serta dapat mengambil keputusan  terhadap hal-hal yang sifatnya berkelompok.

“Untuk mencapai sasaran Multiple Intelligences setidaknya diperlukan sekitar 3-5 periode terapi, dengan jumlah terapi/kedatangannya setiap periode antara 10 s/d 20 terapi,” ujar jebolan Jurusan Elektro Arus Lemah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang sempat dikirim oleh Presiden Soeharto dan LB Moerdani untuk membantu Raja Fahd membangun jaringan komunikasi di Arab Saudi ini.

Menurut pria yang masih nampak muda diusianya yang telah mencapai 76 tahun ini, jumlah periode dan terapi kedatangan berbeda-beda bagi setiap anak. Hal ini dikarenakan tingkat inteligensia masing-masing anak berbeda sejak dilahirkan. Banyak faktor penyebabnya, seperti gizi makanan ibu selama mengandung, faktor genetik / keturunan, gizi anak setelah dilahirkan, jenis makanan dan  minuman anak.

Tingkat keberhasilan terapi kecerdasan ini akan sangat terbantu dengan ketekunan ibadah masing-masing pasien. Niat dan kesungguhan  pasien serta tertib dalam melakukan terapi sesuai petunjuk / kondisi masing-masing pasien.

Semua Agama Bisa Ikuti Terapi

Kendati Ir. Noegroho seorang Kyai, namun dalam menerima pasien yang bersangkutan tidak memandang keyakinan orang yang datang. Penganut agama apa saja  diperbolehkan mengikuti terapi.

“Semua yang datang kami terima dengan baik, tanpa membedakan suku bangsa, agama, dan ras. Masing-masing agama cukup diwajibkan melakukan ibadah dan do’a sesuai agama masing-masing,” tutur pria yang memiliki IQ 140 dan IP 3.94 dari Kampus ITS ini.

Bagi yang beragama Islam, disamping Sholat Fardhu 5 waktu, diharuskan melakukan Sholat Sunnah Tasbih setiap hari minimum 1 kali. Sedangkan bagi yang beragama Katholik, disamping kewajiban ke Gereja juga diharuskan setiap hari melakukan Do’a Rosario.

Bagi yang beragama Protestan, disamping kewajiban ke Gereja, juga diharuskan setiap hari melakukan Doa Syafa’at.

Sementara bagi yang beragama Hindu / Budha, disamping ibadah wajib, diharuskan juga melakukan meditasi setiap tengah malam.

Siapa saja dapat mengikuti terapi, mulai dari anak  usia 7 hari, balita, anak – anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Bahkan   ibu hamil juga disarankan mengikutinya agar janin di dalam kandungannya kelak lahir menjadi anak yang cerdas.

Terapi Kecerdasan oleh KH. Ir. Noegroho Moepoeni dilakukan melalui metode Pijat Pangkal Jari. Memijat pangkal ruas jari kiri ditujukan untuk meningkatkan daya ingat, dan ruas jari kanan untuk meningkatkan daya tangkap. Sedangkan di antara jari tengah dan telunjuk untuk mengendalikan emosi.

Tidak hanya meningkatkan kecerdasan seorang anak, terapi pangkal jari juga mampu mengatasi berbagai macam penyakit berat. Misalnya stroke, asam urat, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya.

Salah satu pasien setia KH.Ir.  Neogroho Ny. Yuli warga Kebayoran lama mengaku sudah cukup lama menjalani terapi bagi anaknya dengan KH. Noegroho. Dia mengaku hasil yang diperolehnya cukup memuaskan.

“Saya menjalani terapi awalnya ketika memiliki anak yang tidak mau sekolah. Akhirnya setelah ditangani Pak Noeg anak saya mulai berubah dan mau sekolah,” ujarnya ketika ditemui di tempat praktik KH. Noegroho baru-baru ini.

Bukan hanya mau bersekolah pestasi anaknya di sekolahpun tergolong cukup cerdas. Setelah lulus dari SMA anaknya memutuskan untuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisaakti.

“Alhamdulillah sekarang anak saya sudah lulus dan bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan posisi yang cukup bagus. Makanya saya sangat berterima kasih sama Pak Noeg, karena saya yang sebelumnya stress menghadapi anak saya sekarang sudah tenang,” kata Ny. Yuli.

Sementara itu salah seorang pasien, Pak Budi, warga Cimanggu, Bogor yang menderita berbagai penyakit mengakui pengobatan yang dilakukan KH. Ir. Noegroho Moempoeni hasilnya sangat dirasakan. Penderita stroke dan diabetes ini mengaku sudah 8 kali diterapi dan hasilnya mulai  dirasakan.

“Sebelumnya kalau berjalan saya harus selalu menggunakan tongkat. Saat ini meski belum 100 persen sembuh tetapi sudah mulai bisa berjalan tanpa bantuan tongkat,” ujarnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *