Direktur  Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam berbincang dengan perwakilan pemerintah Inggris dari International Education Champion, Steve Smith.

Indonesia-Inggris Jajaki Peluang Kerja Sama Pendidikan Tinggi

Posted on

HARIANTERBIT.CO-Pemerintah Indonesia dan Inggris melakukan penjajakan untuk mempererat kerja sama di bidang pendidikan tinggi. Pertemuan delegasi kedua negara dihadiri oleh 15 perguruan tinggi Indonesia dan 13 perguruan tinggi Inggris. Kedua belah pihak berencana untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan antarinstitusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Inggris melalui berbagai program seperti pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama, dan program kolaborasi lainnya.

Pada acara UK-Indonesia Higher Education Roundtable Discussion, yang digelar Kamis (1/12), Pelaksana tugas (Plt.) Direktur  Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan beberapa kerja sama telah dilakukan oleh Indonesia dengan Inggris. Dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dan IISMA for Vocational (IISMAVO), Inggris menjadi mitra penting sebagai negara tujuan mahasiswa untuk belajar selama satu semester di beberapa universitas seperti Cardiff and Vale College, City of Glasgow Collage, Coventry University, dan Oxford EMI.

“Saya harap pihak Inggris juga melakukan hal yang sama dengan program pertukaran pelajar Inggris ke Indonesia untuk belajar beragam kebudayaan, situasi ekonomi, dan melihat keindahan Indonesia,” harap Nizam.

Selain itu, dalam hal penelitian, Indonesia membuka peluang kerja sama melalui program Matching Fund yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam berharap lewat program ini dapat mempercepat kolaborasi di bidang penelitian. Selain itu juga untuk mendukung program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengembangkan minatnya khususnya pada mata kuliah pilihan terbuka lebar untuk pendidikan transnasional.

“Dengan demikian, akan memungkinkan terciptanya joint courses, joint degree, dan kerja sama akademik lainnya,” ucap Nizam.

Senada, Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan, ke depannya Indonesia dan Inggris dapat membangun dan memperkuat kemitraan dan mengembangkan kemitraan pada beberapa bidang seperti joint provision. Seperti diketahui banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi ke Inggris dengan beasiswa LPDP.

“Semoga kerja sama seperti ini dapat dilakukan melalui joint supervision dengan profesor di Indonesia, dan juga mungkin ke depannya kita dapat untuk mendirikan gelar gabungan (joint degree) atau gelar ganda _(double degree),” harap Tjitjik.

Tjitjik menambahkan saat ini Kemendikbudristek memiliki kebijakan emancipated learning atau Kampus Merdeka. Pada kesempatan tersebut, ia mendorong beberapa mitra di perguruan tinggi Inggris untuk berkolaborasi mengembangkan berbagai program seperti program mobilitas internasional melalui IISMA, atau di tingkat pradoktoral seperti talent scouting, peningkatan kemahiran bahasa Inggris, bridging courses, maupun sandwich program. Sementara di tingkat post-doctoral, seperti program kolaborasi penelitian, world class professor dengan mengundang profesor kelas dunia untuk mengajar dan meneliti di Indonesia selama 3 bulan, dan program Steam of Academic Mobility and Exchange (SAME).

Terkait program Kampus Merdeka bagi mahasiswa vokasi, IISMAVO, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati menyampaikan apresiasinya kepada Inggris dengan kerja sama ini pelajar Indonesia bisa mempunyai pengalaman langsung dengan industri dan perusahaan top di inggris seperti Jaguar, Mercedes Benz, dan Roll Royce. “Pengalaman ini akan sangat berdampak bagi mahasiswa. Semoga kemitraan ini bisa terus berlanjut serta lebih baik dari sebelumnya,” ucap Kiki.

International Education Champion Steve Smith perwakilan dari pemerintah Inggris mengatakan jumlah mahasiswa internasional yang mengenyam pendidikan di Inggris sebanyak 605.000, namun hanya ada 3.445 mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Sedangkan untuk mahasiswa dari seluruh dunia yang menjalankan program TNE (Transnasional Education) Inggris berjumlah 510.000 dan hanya terdapat 925 mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Untuk itu, ia berharap pertemuan ini dapat menguatkan hubungan pendidikan bilateral dan menguatkan kerjasama di bidang pendidikan tinggi dan pendidikan transnasional. (*/fs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *