HARIANTERBIT.CO – Pemerintah bekerja ekstra untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19. Warga dilarang mudik Idul Fitri 2021, tujuannya untuk memutus mata rantai virus Corona.
Larangan mudik diperketat, namun ratusan warga negara (WN) India terkesan dibiarkan masuk Indonesia. Hasil pemeriksaan, 12 orang WN India yang masuk Indobesia dinyatakan positif Covid-19.
Kedatangan WN India ke Indonesia dalam jumlah besar ramai dibicarakan di media sosial (medsos). Disebutkan, WN India sengaja datang ke Indonesia karena takut di negara India kini rengah dilanda pandemi Covid-19 cukup parah dan berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Perbincanagan di medsos beberapa hari belakangan menyebutkan, jumlah WN India yang datang ke Indonesia sebanyak 271 orang. Rombongan pertama datang dari New Delhi tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 10 April 2021 sebanyak 139 orang dengan pesawat GA8270.
Pada 22 April 2021 malam sebanyak 132 orang WN India datang lagi menggunakan pesawat charter jet 988XMMA. Ratusan warga India itu menjalani karantina selama 14 hari di sejumlah hotel di Jakarta dan Bekasi serta Tangerang.
Padahal, pemerintah mengaku sudah melakukan upaya antisipasi sebelum dan setelah periode larangan mudik untuk menghindari masuknya ‘imported case’ Covid-19 dengan varian baru.
“Pemerintah juga melakukan antisipasi sebelum dan setelah periode peniadaan mudik lebaran. Upaya ini dilakukan untuk menghindari masuknya ‘imported case’ dengan varian virus baru yang memiliki kecepatan penularan yang lebih tinggi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Pemeriksaan secara berlapis melakukan pemeriksaan mulai dari tempat pemeriksaan Imigrasi maupun pos lintas batas tradisional dan internasional sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Apalagi sebaran varian sudah hampir ditemukan di kota-kota provinsi di Indonesia yang berpenduduk padat. Sepeti Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Karenanya pemerintah berupaya mencegah hal ini dengan mempertebal dinding pertahanan negara dengan penapisan berlapis.
“Satgas memahami, momen Idul Fitri erat dikaitkan dengan momen melepas rindu dengan keluarga. Meski demikian, satgas tidak menganjurkan masyarakat melakukan perjalanan lintas negara. Karena interaksi dengan orang yang kita temui selama perjalanan, berpotensi besar menyebabkan penularan baru yang tidak disadari,” ujar Prof Wiku.
Sementara update informasi kasus covid-19 dari 510 kabupaten/kota di 34 provinsi wilayah Indonesia yang diperoleh Satgas Covid-19, hingga Minggu (25/4/2021), pukul 12.00 WIB, tercatat jumlah total penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan pasien sembuh serta meninggal adalah:
- Pasien positif +4.402, jumlah total 1.641.194 orang.
- Pasien sembuh +3.804, jumlah total 1.496.126 orang.
- Pasien meninggal +94, jumlah total 44.594 orang.
Sedangkan update informasi data dari fasilitas kesehatan di 267 kelurahan yang telah dilaporkan Pemprov DKI ke Kementerian Kesehatan RI pada Minggu (25/4/2021), tercatat jumlah total kasus terkonfirmasi positif, pasien sembuh, pasien dirawat dan isolasi mandiri serta meninggal di wilayah DKI Jakarta adalah:
- Pasien positif +896, jumlah total 405.063 orang.
- Pasien meninggal +22, jumlah total 6.645 orang.
- Pasien sembuh +967, jumlah total 391.301 orang.
- Pasien dirawat +71, jumlah total 3.718 orang.
- Isolasi mandiri -164, jumlah total 3.399 orang.
Satgas Penanganan Covid-19 terus mengingatkan, agar semua pihak khususnya pemerintah daerah tetap konsisten dan maksimal menerapkan kebijakan PPKM. Bahkan warga yang telah divaksin harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3M dengan ketat, agar dapat memberikan perlindungan yang optimal.
Sebab, upaya pemerintah memutus rantai penyebaran dan penularan Covid-19 akan efektif bila disertai dukungan dari masyarakat. Caranya tetap displin menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M. (omi)