ILUSTRATOR DENGAN ILUSTRASINYA

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Para ilustrator seniman atau bukan ? Kalau iya sudahkah mendapat pengakuan dan dicatat dalam sejarah seni rupa sebagaimana layaknya seniman2 lainnya? Kalau tidak, karya ilustrasi para ilustrator sebagai karya seni yang menjembatani atas ide gagasan ceritera ataupun banyak fenomena menjadi lebih jelas atau lebih memasyarakat.

Para ilustrator berkarya memvisualkan pemikiran atau ide gagasan dalam gambar yg membuat daya tarik tersendiri. Bentara Budaya Yogyakarta telah beberapa kali memberi ruang bagi para ilustrator seperti Bambang margono, bahkan juga ilustrator Belanda C Jetsess dll.

Pameran tentang ilustrasi pernah juga dipamerkan di Galeri nasional maupun Taman Ismail Marzuki juga tempat tempat lain. C Jetsess membuat ilustrasi kondisi sosial masyarakat Hindia Belanda sangat hidup dan mungkin saja tepat. C Jetsess mungkin belum pernah ke Hindia Belanda ini seperti Ko Ping Ho yg belum pernah ke China namun mampu membuat kisah cerita silat dg tradisi China.

Seperti juga Karl May yg nelum pernah ke Amerika dapat membuat cerita kisah tentang orang Indian. Kisah Api di bukit Menoreh karya SH Mintarja yg digarap oleh Ken tardjo, Herry Wibowo, soediyono, Andang Suprihadi putra dari Pak SH Mintardja mampu menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat dan budaya yg ada di bukit menoreh.

Yanes ilustrator cerita silat karya Ko Pingho yg juga piawai menggambarkah kehidupan masyarakat dlm budaya china. Para ilustrator juga melakukan riset mendalam sebelum menuangkan gambarnya.

Karya karya ilustrasi majalah, buku pelajaran, novel, buku cerita dll melahirkan banyak melahirkan ilustrator handal diantaranya: drs Suyadi, si Jon, Dimas Praz, ilustrator majalah Hai : Wedha / Abdul Rasyid, Khocis, Aris Tanjung, Rahardja S, dll. Floren, Dwi Kundoro, LM Bambang Soemantri, Ipe Maaruf, NBC Sukma, Non O, Susthanto, Ipong Purnama Sidhi, Ratmoyo, Masdi Sunardi, Pri GS, Awang Arifin, Goen, Bambang Sakuntala, Didie WS, Kus Indarto, Mulyantara spesialis wayang, Herjaka HS, Itok Isdiyanto, Banuarli Ambard, Henky, Abby, Hanny, Adhie, Yonky dan masih banyak lainnya.

Karya karya karya ilustrasinya dikerjakan dengan serius dan mengena di hati jleb menjadi kenangan dan ada kerinduan. Karya karya ilustrasi walau ngangeni tetapi ilustratornya sering terlupakan. Karena mungkin dulu dianggap sbg barang cetakan, dan orang kurang peduli dengan originalnya, padahal pencapaian ilustrasinya bagus dan pengerjaannya juga serius serta membutuhkan pengetahuan dg tingkat imajinasi yg kompleks dan rumit.

Walaupun ilustrasi penting dan dibutuhkan namun di dalam sekolah seni masih sebatas pada mata pelajaran, mungkin belum ada jurusan khusus ilustrasi. Ilustrator seakan lahir dari kebutuhan pekerjaan atau bahkan ketersesatan yang kebablasan. Ilustrasi walau dianggap sbg seni terapan yg sedikit terlupakan namun sebenarnya suatu karya seni yg menghidupkan suatu ceritera juga pd buku buku pelajaran sekalipun.

Ilistrator muda juga banyak lahir di era digital melalui media sosial sbg generasi penerus, walau teknik dan modelnya berbeda. Karena setiap masa ada ilustratornya dg ilustrasinya demikian sebaliknya setiap ilustrator dg ilustrasinya juga ada masanya.(CDL) Lewat tengah malam Jakarta 7 April 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *