HARIANTERBIT.CO – Karya sketsa pelukis Soemitro pada postingan ini rata rata dibuat pada tahun 1949. Sketsa realis Soemitro kuat menunjukkan karakternya melalui garis garis ekspresi wajah maupun alam lingkungan. Sketsa menjadi landasan atau dasar bagi pelukis aliran apapun.
Sketsa dalam berbagai aliran seni rupa juga beragam tidak semua haras berfigur bahkan abstrakpun bisa dilakukan. Apa yang ditorehkan Soemitro merupakan representasi jiwanya. Pemahaman karya memerlukan adanya data, sejarah, saksi hingga dokumentasi.
Dari situlah kita dapat memahami secara utuh. Pendalaman atas suatu karya diperlukan pemdekatan yg holistik atau menyeluruh saling kait mengkait. Karena karya seni termasuk sketsa merupakan bagian dan proses panjang pembangunan suatu peradaban.
Bung Karno di awal kemerdekaan beliau menyadari bahwa bangsa merdeka salah satunya ditunjukkan adanya seniman dan budayawan yg dpt menjd pilar bangsa. Pd saat wadah wadah bagi kegiatan seni budaya berkembang dan eksis bahkan terwakili dalam politik.
Sketsa karya Soemitro ini merupakan salah satu dari sekian banyak seniman muda Indonesia yg turut berjuang dalam bidang seni budaya. Kalau melihat tanggal dan obyek yang dilukisnya. Mungkin tak banyak data atau dokumentasi tentang Soemitro. Pemahaman dan pembacaan dari karyanya saja tentu sangat minim informasi.
Namun dari obyek obyeknya setidaknya bercerita akan sejarahbatau kehidupan seni dan berkesenian di masa itu. Walaupun sebatas pd sisi kecil saja. Dalam model quilt atau karya dr kain perca karya Soemitro dpt membantu untuk memahami siapa pelukis2 yg dia kenal.
Dari hendra gunawan, s soedjojono, nashar, sudiarjo, ramelan, rustamaji dll. Pembangunan literasi seni budaya mjd sangat penting dan mendasar. Saya teringat kumpulan sketsa old master dari gioto, boticelli, verochio, leonardo da vinci, michelangelo, raphael, albrech durer, rubens, rembrandt, inggers, jan van eyck, anthony van dyck, watteau, hans holbien, caravagio, edgar degas, francisco de goya, theodore garigault, dll dibukukan sbg sejarah erjalanan seni rupa di Eropa dr abad ke XIII sd abad ke XIX sebelum memasuki masa impresionisme.
Di Indonesia karya2 sketsa para old master yg telah dibukukan antara lain sketsa sketsa Henk ngantung, sketsa s sudjojono dlam sang ahli gambar dll. Banyak old master seni rupa yg blm terdokumentasi dan terpublikasi seakan tenggelam di telan waktu. Contoh saja dari sketsa karya Soemitro yg ditemukan dalam kondisi telanjang tanpa dukungan data atau sejarah.
Kesadaran literasi seni budaya menjadi PR kita semua untuk mengapresiasi dan menghormati bahkan mempelajari para pejuang pejuang perdaban. “Jas merah” kata Bung Karno ; jangan sekali kali melupakan sejarah. Dan bangsa yang besar adalah bqngsa yang menghormati dan menghargai pahlawannya.(CDL) Jakarta,3 pebruari 2021