KEPADA YANG TELAH MENINGGAL DAN YANG HIDUP KITA HARUS MENJADI SAKSI IN MEMORIAM PROFESOR PARSUDI SUPARLAN PHD (BAGIAN VII)

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Baru sampai di Batang beliau sudah menelpon saya :”saudara di mana?”. “Di Batang Prof”. “ Saudara cepat selesaikan, minggu depan ketemu saya”. Dalam hati saya bertanya :”apa yang mau saya selesaikan ini baru sampai sudah disuruh ke Jakarta lagi”. Tetapi apa perintah beliau saya turuti.

Dua minggu sekali saya bolak-balik Jakarta Batang, dan setiap dua minggu langsung saya laporkan perkembangan hasil penelitian saya. Kami diskusikan dan beliau memberi petunjuk dan koreksi. Suatu ketika saya menghadap untuk bimbingan, tetapi beliau memberi saya sebuah amplop yang berisi uang (mungkin honor dari seminar). Saya berkata : “ Jangan Prof. Saya masih ada bantuan dari teman-teman”.

Tetapi beliau mengatakan :” sudah terima saja ini untuk tambahan saudara sekarang sedang butuh banyak biaya untuk penelitian”. Saat itu saya bersama rekan saya Bakharudin, ia mengolok saya : “ Wah abang ini Profesor saja diarit”. Saya sangat terharu beliau yang dengan tulus membimbing saya yang bodoh ini dan mau dengan sabar menuntun langkah-demi langkah untuk maju.

Dengan hasil keringatnyapun beliau masih berusaha membantu saya secara finansial. Dan dari uang itu saya terbantu untuk melanjutkan penelitian hingga saya diijinkan untuk mengikuti ujian seminar hasil penelitian.

Dua hari sebelum ujian baik kualifikasi, seminar hasil penelitian maupun pra promosi Prof. Parsudi selalu menelpon saya untuk tidak usah belajar tetapi cari keringat atau berolah raga. Agar badan lelah secara fisik dan dapat beristirahat dengan cukup sehingga saat ujian badan fresh dan sehat.

Beliau amat sangat tidak menyukai cara belajar yang instan atau cara SKS (sistem kebut semalam). Jauh-jauh hari harus sudah disiapkan. Belajar bukan menghafal tetapi memahami, mampu menghubung-hubungkan dan menemukan ide atau pemikiran baru. Dalam menulis antara konsep yang satu dengan konsep yang lain saling berhubungan dan saling terkait satu sama yang lain dalam sebuah kalimat, sehingga makna yang terkandung di dalamnya sesuai dengan tujuan dibuatnya kalimat tersebut.

Tidak gampang mengikuti cara berfikir beliau. Saya pernah diperintahkan untuk membuat sebuah tulisan untuk dimuat di jurnal. Ternyata tulisan saya dikembalikan:” ini jelek dan salah” kata beliau. “ Salahnya di mana Prof?”. “ Cari sendiri dan temukan kesalahanya, kalau tulisan ini masih jelek dan salah”. “Bagaimana Prof?”. “Ya lakukanlah saudara harus menemukan sendiri, kalau saudara lolos dari ini dan menemukannya sendiri saudara akan lancar untuk selanjutnya”. Saya terbengong-bengong tidak tahu mau berbuat apa, ya hanya berkata : ”Siap Prof”. Dengan susah payah saya berupaya menemukan jawabannya, dengan keyakinan dan semangat saya harus bisa.

Setelah berulang kali dikoreksi dan dikembalikan dan mungkin beliau kasihan dengan saya akhirnya disetujui juga tulisan itu. Kalau sekarang saya baca tulisan tersebut memang masih lucu dan banyak kekurangan di sana-sini, tetapi alur dan cara berfikirnya betul.

Dari situlah saya pahami bahwa Prof. Parsudi menghargai karya muridnya dan semua dimulai dari kekurangan dan keterbatasan. Beliau memang guru yang menginspirasi dan memotivasi. Dan sejak itu saya mulai semangat dan percaya diri untuk terus berlatih menulis. Saat ujian beliau lebih banyak menunduk sambil memainkan rokoknya, dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dari penguji lainya.

Saya sangat khawatir jangan sampai beliau mendengar pertanyaan yang salah atau pertanyaan yang menyimpang, spontan beliau akan menyanggah. Dan bisa terjadi perdebatan panjang di ruang ujian. Sebagai promotor beliau sangat bertanggungjawab untuk membela dan mendukung promovendusnya, walaupun prosesnya dihajar habis-habisan. Di depan sidang ujian beliau membela mati-matian, bahkan ketika salah satu penguji saya yang dianggapnya tidak fair, beliau menulis surat protes keras yang dikirim ke rektor maupun ketua program pasca sarjana.(BERSAMBUNG)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *