SENI DALAM POLITIK DAN POLITIK DALAM SENI

Posted on


Oleh: Brigjen Pol Dr Chryshnanda Dwilaksana MSi

POLITIK merupakan suatu seni dalam memperebutkan mengelola dan memberdayakan keluasaan maupun sumber daya bagi kesejahteraan rakyat. Di dalam politik kebijakan yang diambil akan berdampak luas bagi kehidupan di semua lini termasuk di bidang seni.

Politik berkaitan dengan manusia dan kemanusiaannya. Politik tentu bukan sebatas benar salah, baik buruk namun ada sisi hidup dan kehidupan manusia. Di sinilah seni menjadi bagian dari politik dan perpolitikannya. Dukung-mendukung, pilih-memilih menggerakkan masa dan memarketingkan dirinya maupun program-programnya memerlukan seni. Dengan seni apa yang dipikirkan, dikatakan, diperjuangkan semua dapat dikemas dimaknai dalam suatu pola yang terintegrasi berdampak citra dan trust.

Bisa dibayangkan tatkala politik tanpa seni, bisa saja semua menjadi kering hambar seakan hanya bagi-bagi kue kekuasaan. Bisa jadi manusia dan kemanusiaan terabaikan yang penting menang yang penting senang. Dengan seni akan ada legacy, yang tidak hanya fisik namun juga literasi bahkan spiritualitas politik yang menjadi tinta emas sejarah perjuangan bagi bangsa dan negara juga rakyatnya.

Seni di dalam politik akan menghidupkan banyak sumber daya untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang. Religi, tradisi, budaya, kekayaan alam, sumber daya manusia dan banyak hal lain menjadi sesuatu yang menjadi karakter dan keunggulan suatu bangsa. Seni dalam politik juga mengasah hati nurani politikusnya untuk peka, peduli dan berbela rasa kepada rakyatnya. Seni menjembatani dari yang jelata hingga di singgasana. Keberpihakannya kepada yang miskin papa termarjinalkan pun akan nampak bahkan kuat dalam kebijakan-kebijakannya.

Demikian sebaliknya, politik dalam seni beragam dari nada, suara, cerita, kata, gerak hingga rupa semua ada. Di dalam seni politik diberikan cermin untuk keseimbangannya. Refleksi atas citranya. Bahkan kritik pun ada di sana dari plesetan parodi, komedi, kartun, karikatur pun bisa dibuat. Semua ini merupakan tali jiwa komunikasi antara rasa dan hati manusia.

Seni mengemas politik menjadi hidup dan melalui seni menyentil kecil namun jleb. Yang dikritik tidak marah namun mau mengubah. Kuasa tidak lagi jumawa bagai raksasa yang siap menerkam rakyatnya. Para pemegang kuasa tatkala berani membuka diri dirinya happy dengan kuasa dan kekuasaanya. Karena ada seni di dalamnya dan seni pun mengemasnya.

Seni di dalam politik akan mengasah hati untuk mampu berjuang dan memperjuangkan semakin manusiawinya manusia. Demikian sebaliknya dalam seni politik tidak lagi menjadi sesuatu yang sakral jumawa penuh rekayasa, namun ada dialog, ada cita rasa, ada hati dan bisa dengan senyum menyadari topeng-bopengnya. Tak mudah memang memadukannya, namun di situlah hidup dan kehidupan dalam kekuatan jiwa manusia yang semakin meningkat kualitas hidupnya. Seni dan politik akan saling mengisi dan saling mewaraskan, menyehatkan bahwa politik dan seni sama-sama ikon peradaban. (Penulis adalah Dirkamsel Korlantas Polri)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *