SENI DAN ENERGI

Posted on


Oleh: Brigjen Pol Dr Chryshnanda Dwilaksana MSi

ENERGI dapat dipahami sebagai sumber daya atau kekuatan atau daya yang mampu menghidupkan atau menggerakkan memindahkan sesuatu. Rasa-rasanya tanpa energi berat untuk bertahan hidup apalagi tumbuh dan berkembang. Di dalam hidup dan kehidupan energi menjadi sangat penting. Makan minum api, air, udara, listrik, bahan bakar minyak dan lain-lain merupakan energi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tumbuh dan berkembang. Energi ini akan terus digunakan sadar atau tidak semakin modern maka energi yang dibutuhkan semakin kompleks bahkan semakin besar.

Untuk berkomunikasi memerlukan energi pada handphone atau perlu sinyal. Itu semua energi fisik namun di balik semua itu ada energi yang metafisik yang seringkali dilupakan atau bahkan terabaikan yaitu energi yang bersifat metafisik. Energi ini dapat juga kekuatan dari dalam yang dihasilkan dari tubuh atau energi-energi metafisik yang dihasilkan atas hidup dan kehidupan.

Energi bagi manusia selain kebutuhan fisik atau secara biologis juga ada kebutuhan adab. Kebutuhan adab ini akan menggerakkan atau mendorong munculnya berbagai efek untuk mendukung hidup yang lebih hidup lagi. Dapat juga dikatakan meningkatnya kualitas hidup manusia. Tanpa energi kehidupan mati. Kering atau tandus.

Kebutuhan adab merupakan pemenuhan kebutuhan bagi manusia sebagai makhluk sosial seperti berkomunikasi, pamer, belajar, berlatih, berkesenian bahkan untuk melaksanakan ritual atas apa yang diyakini secara religi atau keagamaan. Pemenuhan kebutuhan dalam hidup berkelompok sering kali terabaikan atau sebatas formalitas.

Komunikasi dari hati ke hati saling menghargai, memberikan ruang atau peluang dan kesempatan untuk tampil dalam menunjukkan eksistensinya dan sebagainya menjadi energi pemenuhan kebutuhan adab. Penghargaan atas manusia dan kemanusiaannya semestinya menjadi core value di dalam hidup bersama.

Sesuatu hidup dan kehidupan memerlukan energi baik bagi kebutuhan fisik maupun jiwa. Dalam kebutuhan jiwa sebagai representasi kebutuhan adab yang akan menjadi penyeimbang atau harmoni dalam kehidupan. Energi tidak sebatas materi namun nutrisi jiwa akan menjadi bagian atas mampu bertahan hidup tumbuh dan berkembang walau dalam kondisi serba sarat dengan keterbatasan.

Energi bagi jiwa atau ruh di dalam hidup dan kehidupan bersama akan menjadi pilar kokoh tidaknya kelompok tersebut. Semakin ada rasa nyaman, asri bahkan ngangeni di situlah energi itu akan memancarkan kekuatannya ke mana-mana. Energi bukan sebatas angka, kata atau rupa namun bagi getaran jiwa sehingga muncul kesadaran yang seakan menjadi panggilan jiwa.

Energi bagi hidup dan kehidupan secara fisik dapat dilihat adanya udara air dan berbagai pangan, sandang dan papan. Di balik semua itu seni akan menjadi jembatan antara yang jasmani dengan rohani.

Seni merupakan energi yang mampu memberikan spirit hidup dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Seni akan menjadi jembatan dialog antara rasa yang mewakili indera dengan hati yang mewakili jiwa. Manusia hidup dari ruh atau kekuatan yang tak nampak namun ada. Bahkan tatkala ruh itu pergi maka raga akan menjadi onggokan belaka.

Seni akan menjadi harmoni dan bagian dari kebutuhan adab. Seni memerlukan cinta dan rasa untuk terus menerus ada. Seni memang untuk dipahami sehingga memerlukan dialog atau komunikasi, penghayatan atau kontemplasi sehingga energi yang ada mampu mentransformasi ke dalam jiwa dan menghasilkan energi baru baik dalam cipta, karsa dan karya. (Penulis adalah Dirkamsel Korlantas Polri)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *