HARIANTERBIT.CO – Lembaga Survei Stratak Indonesia melakukan riset opini publik di Provinsi Sumatera Utara sejak tanggal 11 sampai 18 Maret 2018. Riset yang ditujukan untuk memprediksi pemenang Pilgubsu 2018 ini menemukan data menarik yakni undecided voters atau pemilih yang belum memutuskan pilihannya lebih unggul dari para paslon peserta pilkada. Hal demikian memungkinkan terjadinya kembali kejadian pada Pilgubsu 2013 lalu, yakni tingkat partisipasi ada di bawah 50 persen. Demikian disampaikan Octarina Soebardjo dalam rilis survei yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (27/3).
Octarina menjelaskan temuan penting yang mengindikasikan kemungkinan rendahnya partisipasi tersebut yakni popularitas figur yang ikut dalam pilkada belum ada yang mencapai angka ideal 95 persen plus. Capaian popularitas Edy Rahmayadi sebesar 73,50 persen disusul Djarot Syaiful Hidayat 70,10 persen, lalu Musa Rajekshah 47,22 persen dan terakhir Sihar Sitorus 25,40 persen. “Jika popularitas masih ada di kisaran 70-an persen, berarti secara sederhana bisa dianalogikan dari 10 orang Sumut hanya 7 yang tahu sama calon, lalu dari 7 yang tahu itu, berapa yang akan nyoblos,” ujarnya.
Karena posisi popularitas yang masih rendah padahal masa mencoblos tinggal 90 hari, maka dapat dimaklumi jika elektabilitas paslon angkanya masih pada rendah. Bahkan jauh lebih banyak yang belum memutuskan atau undevided voters yakni 53,35 persen pada pertanyaan terbuka (top mind) dan 38,38 persen pada pertanyaan tertutup.
Berikut data temuan elektabilitas terbuka (top mind):
1. Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah: 27,21 persen.
2. Djarot Syaiful Hidayat – Sihar Sitorus: 19,44 persen.
3. TT/TJ/BM: 53,35 persen.
Data temuan elektabilitas tertutup:
1. Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah: 36,91 persen.
2. Djarot Syaiful Hidayat – Sihar Sitorus: 24,71 persen.
3. TT/TJ/BM: 38,38 persen.
Oktarina menyampaikan pentingnya para pihak melakukan sosialisasi dan membuka jalan bagi peningkatan partisipasi pemilih. Jika tidak dilakukan upaya sungguh-sungguh dari penyelenggara pemilu dan para pemangku kepentingan termasuk paslon peserta pilkada dan parpol pengusung pendukung, bisa jadi rendahnya partisipasi di pilgubsu 2013 akan terulang. Menurutnya, salah satu sebab rendahnya partisiaspi di pilgubsu lalu adalah para calon tidak memiliki daya tarik politik yang tinggi sehingga gagal menyita perhatian masyarakat selama masa kampanye. “Kalau tidak menarik, mana ada orang tertarik. Ibarat makan, orang sudah tidak selera. Jadi penyelenggara tidak bisa tidak, harus kreatif. Itu kalau mau partisipasi di pilgubsu naik,” pungkasnya.
Stratak Indonesia menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel yang sebanyak 820, dengan margin of error sebesar ± 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu kelurahan / desa yang terdiri hanya 10 responden. Quality control secara random sebanyak 20% dari total sampel dilakukan oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).