HARIANTERBIT.CO– Teknologi komunikasi yang berkembang begitu pesat belakangan ini membuat dunia ada dalam genggaman manusia. Untuk itu semua pihak, terutama para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus siap menghadapi era yang disebut sebagai zaman ‘now’.
Kalau tidak, kata Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan saat memberi kuliah umum di depan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Jumat (23/3), itu bakal berbahaya buat tidak hanya diri sendiri tetapi juga bangsa dan negara. “Kita bakal tergilas teknologi,” kata dia.
Pada zaman now, tidak ada lagi istilah negara kaya atau miskin. Yang diperlukan adalah Sumber Daya Manusia (SDM). “Jadi, janganlah berbangga dan menyebut kita itu adalah negara kaya kalau semua-muanya masih harus impor.”
Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Lampung I itu menyebut beberapa contoh. “Jepang yang luas keseluruhan tidak lebih dari Pulau Sumatera, negara penduduk lebih dari 100 juta tetapi mereka serplus berbagai bahan pangan. Demikian pula dengan Korea yang terbelah dua.”
Kenapa semua ini bisa terjadi? Menurut Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu, ini semua terjadi karena Jepang dan Korea Selatan sangat peduli dengan bangsanya. Mereka unggul SDM dan menguasai teknologi.
Indonesia, kata Zulkifli Hasan, memiliki Sumber Daya Alam (SDA) lebih dari Jepang dan Korea. Tetapi semua dikuasai asing. Bangsa kita hanya menjadi pekerja saja. “Ini semua karena kita tidak peduli dengan kekayaan yang dimiliki. Buah-buahan kita saja diambil negara lain. Kita malah impor buah dari mereka.”
Untuk itu kepada generasi muda diingatkan agar mereka mengetahui asal usul, potensi daerah, kearifan lokal dan filosofi hidup budaya masing-masing. “Ini penting, sebab bila bangsa Indonesia kehilangan identitas, generasi berikutnya akan mencari identitas yang lain.
“Itu jelas sangat berbahaya. Sekarang ada anggapan budaya dari luar itu selalu bagus padahal tidak. Budaya yang tak cocok dengan budaya Indonesia itu seperti pergaulan bebas, LGBT dan narkoba. Dan, ini semua malah menghancurkan Indonesia,” ungkap Menteri Kehutanan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II ini.
Dipaparkan, bangsa Indonesia dibangun melalui proses yang panjang, mulai dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan berdirinya berbagai organisasi pergerakan hingga merdeka tahun 1945.
“Untuk merdeka itu, karena ada kesadarang kesadaran bahwa dijajah itu pedih. Waktu itu, kita bersatu. Tidak memikirkan dari suku mana agamanya apa. Yang jelas, perjuangan waktu itu hanya satu, bagaimana lepas dari penjajajahan. Jadi, kesadaran itu harus ditanamkan kembali,” demikian Zulkifli Hasan. [ART]