
HARIANTERBIT.CO – Pemimpin dengan kepemimpinannya menjadi harapan adanya kemajuan, kesuksesan, kemakmuran dari apa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin dengan demikian dituntut memiliki kecerdasan dalam memimpin sehingga harapan-harapan yang ditumpahkan padanya dapat terwujud.
Tatkala seorang pemimpin tidak menyadari peran dan fungsinya sebagi pemimpin, cara memimpinya pun akan tidak fokus atau bahkan dapat mengalami kemunduran bahkan kehancuran.
Pemimpin yang kuat akan memberikan perlindungan dan rasa aman bahkan bangga bagi yang dipimpinnya. Setidaknya berbagai kerumitan da kesusahan dapat teratasi atau ada solusinya.
Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan mampu memberdayakan serta menggunakan sumber daya yang ada, mampu menjembatani, mampu menginspirasi, mampu memprediksi hingga memberi solusi.
Mencapai pemimpin yang cerdas bukanlah tiba-tiba atau ditunjuk dari langit. Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang sadar cinta dan bangga serta bertanggung jawab mewujudkan mimpi dan harapan-harapan yang ditujukan padanya menjadi suatu kenyataan.
Mencetak pemimpin cerdas boleh dikatakan tidak ada cara yang baku. Karena kecerdasan bagi pemimpin merupakan suatu kemampuan mengolah otak otot dan hati nuraninya untk cinta bangga akan pekerjaanya dengan penuh kesadaran.
Tatkala dinyatakan sekolah sebagai pengkaderan bagi calon pemimpin, maka core value pendidikan tersebut adalah kesadaran. Timbul lagi pertanyaan, bagaimana menanamkan kesadaran dan membangkitkanya? Tentu saja hal yang rumit untk menggugah otak dan hati menjadi sesuatu yang positif bagi tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai patriotisme.
Diperlukan adanya keteladanan dari orang-orang yang menjadi ikon atau simbol bagi perubahan atau kemajuan atau sebagai pejuang-pejuang kemanusiaan. Cara melihat akan lebih mudah mentrasformasikan nilai-nilai luhur.
Dengan demukian guru, instruktur, pamong, pembimbing, moderator atau apa saja yang disebutnya dapat menjadi ikon atau menjadi teladan. Apa yang dilihat dan dirasakan akan menjadi inspirasi atau akan menjadi penyemangat mencontoh atau setidaknya ada keinginan mengikuti jejaknya.
Tidak mudah mencari orang-orang yang bermental hero yang mampu menjadi ikon. Namun setidaknya apa yang menjadi kata-kata unggulan mereka dapat diambil sebagai kata-kata2 inspirasi yang memotivasi otak dan hati nurani setiap pembacanya. Kata-kata mutiara dari tokoh dunia di bidang apa saja juga akan menjadi jalan atau pembuka jendela hati memahami sesuatu yang membuat adanya kesadaran.
Mengapa kesadaran menjadi sangat penting dalam mendidik para calon pemimpin yang cerdas? Kesadaran akan menjadikan orang bertanggung jawab dan wujud dari tanggung jawabnya adalah disiplin.
Pemimpin yang cerdas akan mampu menunjukkan:
1. Segala sesuatu yang menjadi keunggulannya.
2. Kemampuannya memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi.
3. Kemampuanya memberdayakan sumber-sumber daya yang ada secara maksimal.
4. Kreatif dan inovatif.
5. Berani dan mampu memperbaiki kesalahan di masa lalu.
6. Siap di masa kini.
7. Mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Polisi di masa depan merupakan polisi-polisi yang cerdas pemolisiannya (smart policing). Smart policing ini bukanlah sekadar penggunaan IT, tetapi polisinya menjadi super (super cops). Yang super kompetensinya, bukan kewenangannya. Kompetensi dalam memberikan pelayanan kepada publik secara prima. Yaitu pelayanan yang cepat, tepat, akurat, transparan akuntabel, informatif dan mudah diakses.
Pelayanan-pelayanan kepolisian kepada publik dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Pelayanan keamanan.
2. Pelayanan keselamatan.
3. Pelayanan administrasi.
4. Pelayanan informas.
5. Pelayanan hukum.
6. Pelayanan kemanusiaan.
Konteks pelayanan-pelayanan tersebut disiapkan atau dimanaj pada ranah birokrasi maupun pada ranah masyarakat. Model-model pemolisian dengan pendekatan yang berbasis wilayah, berbasis fungsional hingga yang berbasis dampak masalah menjadi suatu ikon pelayanan prima yang dibangun dalam e-policing.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam e-policing adalah menuju one gate service system. Semangat dari pelayanan kepolisian adalah proaktif, problem solving, mengutamakan pencegahan, pemberdayaan dan mengintegrasikan berbagai stakeholder, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu keberadaan polisi mampu menjadi ikon atau simbol polisi yang cerdas
Membangun pemolisian yang cerdas di era digital diperlukan kebijakan yang cerdas pula dari para pemimpinnya. Kebijakan yang cerdas bukanlah doktrin atau perintah belaka, namun memberikan suatu kekuatan untuk menjadi acuan para anak buahnya juga menjadi cerdas.
Kebijakan-kebijakan yang cerdas tidak membuat anak buah menjadi ekor, tidak hanya menjadi kacung yang diperintah sana dan sini seperti kerbau dicocok hidungnya. Tersangka juga mencetak penjilat-penjilat yang membangun pendekatan-pendekatan personal.
Kebijakan yang cerdas adalah kebijakan yang visioner dan mampu mengantisipasi dan dikembangkan menjadi solusi. Kebijakan ini menjadikan suatu tonggak inspirasi yang merupakan prinsip-prinsip mendasar dan berlaku umum. Satu prinsip seribu gaya. Bagi anak buahnya dapat melakukan pengembangan-pengembangan sesuai dengan nilai-nilai lokal yang ada. Atau sesuai dengan corak masyarakat dan kebudayaannya.
Kata-kata smart memang sedang menjadi pilihan atau harapan adanya perubahan. Amanat konstitusi bangsa kita pun adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemimpin yang cerdas senantiasa memikirkan apa yang baru, apa yang membuat masyarakat bangga, yang berefek pada kepercayaan publik yang tinggi. Hal tersebut dampak dari kerja profesional yang didukung dengan modernisasi kepolisian dan kepercayaan merupakan buah dari pelayanan-pelayanan yang prima. (*)