HARIANTERBIT.CO– Sejumlah wakil rakyat di Komisi V DPR RI kecewa akibat minimnya perencanaan pembangunan Pelabuhan Sirombu di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara.
Perencana pembangunan pelabuhan tersebut tidak mengantisipasi adanya gelombang besar yang bakal menghantam pelabuhan. Maklum Pelabuhan Sirombu berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Anggota Komisi V DPR RI Rooslynda Marpaung memaparkan hal tersebut usai meninjau pelabuhan Sirombu bersama sejumlah wakil rakyat lainnya dari komisi yang membidangi infrastruktur dan perumahan tersebut, Jumat (16/3).
Beberapa anggota Komisi V yang ikut melakukan peninjauan mengaku kecewa dengan kondisi pelabuhan yang sepi tersebut. “Pelabuhan Sirombu sudah jadi, tapi tidak dapat dimanfaatkan. Kapal-kapal besar tidak mau merapat karena ombaknya tinggi. Pelabuhan ini butuh pemecah gelombang ombak,” papar Rooslynda.
Menurut politisi Partai Demokrat yang juga berasal dari Nias ini, kedatangan kapal-kapal sangat dibutuhkan untuk mengangkut berbagai kebutuhan sumber daya alam dan kebutuhan pokok masyarakat setempat.
“Akhirnya, berbagai kebutuhan masyarakat itu diangkut dari daerah Gunung Sitoli ke Nias Barat. Butuh biaya tinggi untuk mengangkutnya dan itu tidak efisien,” kata Rooslynda Marpaung.
Dikatakan, kedatangan kapal-kapal besar tersebut sangat kita butuhkan sebagai sarana pengangkut sumber daya yang ada di Nias Barat, seperti karet dan semen. “Selama ini masuknya masih dari Gunung Sitoli. Tambah biaya angkut lagi dari Gunung Sitoli ke Nias Barat ini,” kilah Rooslynda.
Karena itu, Dirjen Perhubungan Laut diimbaunya segera membenahi pelabuhan yang berada di Samudera Hindia itu. Bila pelabuhan bisa dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana transportasi, sambung Rooslyda, tentu membawa dampak ikutan yang juga baik. Ekonomi masyarakat sekitar ikut bergeliat.
“Untuk itu, pembangunan pemecah ombak harus segera dilakukan agar pelabuhan bisa segera disinggahi kapal-kapal besar pengangkut penumpang dan barang,” demikian politisi Rooslynda Marpaung.