HARIANTERBIT.CO— Tiga Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla menghadiri peresmian beroperasinya tahun pertama Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker).
Polteknaker yang berlokasi di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kemnaker itu memulai tahun ajarannya setelah melalui perjuangan panjang setelah dirintis oleh Tim Kerja yang dipimpin oleh Menteri Ketenagakerjaan M hanif Dakhiri.
Dalam peresmian itu, selain Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri, tampak hadir juga dua menteri lainnya yakni Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Asman Abnur seta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.
Menaker Hanif Dakhiri dalam sambutannya mengatakan berdirinya Politeknik inji adalah untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan ke depan yang semakin kompleks dan membutuhkan sumber daya manusia yang profesional di bidang Ketenagakerjaan.
Di Politeknik Ketenagakerjaan ini terdapat tiga program studi yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Relasi Industri, dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sebagai menjadi jembatan emas dalam menyiapkan tenaga profesional dan handal, ujar Menaker Hanif, Polteknaker ini juga mengemban tugas yang mulia dan bermakna, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing di era perdagangan bebas, khususnya di bidang ketenagakerjaan.
Tercatat animo masyarakat yang cukup besar untuk menjadi mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan. Hal ini terbukti dengan kuota kebutuhan mahasiswa yang hanya 90 orang, tapi diperebutkan oleh 2.605 orang.
Dia menambahkan pendirian politeknik ini juga dalam rangka mendukung Nawa Cita ke-6 Presiden Joko Widodo yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia, dan Nawa Kerja ketenagakerjaan ke-2 yaitu Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja), jajaran Kementerian Ketenagakerjaan dengan segenap tenaga dan pikiran membangun Politeknik Ketenagakerjaan.
Kemnaker juga ingin berkontribusi dalam mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pasar. “”Caranya dengan sistem pembelajarannya lebih menitikberatkan pada pembentukan kompetensi hard skill dan juga soft skill, yakni menerapkan skema pendidikan 30 persen teori dan 70 persen praktek.
Berkenaan dengan hal tersebut Polteknaker sangat membutuhkan peran serta dunia usaha/industri dalam membantu mengembangkan Politeknik ini.
Hanif bderhadap dalam beberapa tahun ke depan, Polteknaker ini dapat menjadi salah satu lembaga pendidikan penghasil SDM profesional pada aspek ketenagakerjaan, yang mampu menjadi 20 besar Politeknik ditingkat global. (sim)