HARIANTERBIT.CO – Amunisi atau peluru Stand Alone Grenade Lancher (SAGL) milik Korps Brimob Mabes Polri yang sempat ditahan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta disimpan di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Semalam amunisi tersebut sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI, sesuai dengan katalog yang menyertai sejumlah 5.932 butir munisi dalam 71 koli,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (10/10).
Menurut Wuryanto, amunisi yang dititipkan Mabes TNI tersebut adalah munisi tajam yang mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400 meter. Amunisi ini tergolong amunisi tajam yang ukurannya tidak sesuai standar.
Bila mengacu Inpres nomor 9 tahun 1976 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api, maka kaliber amunisi Brimob tersebut sudah masuk standar militer, 5,56 mm. “Keistimewaan amunisi ini, setelah meledak pertama kemudian meledak yang kedua dan menimbulkan pecahan-pecahan dari tubuh granat itu berupa logam-logam kecil yang melukai maupun mematikan,” kata Wuryanto.
Granat ini juga bisa meledak sendiri tanpa impact (tanpa benturan) setelah 14-19 detik lepas dari Laras.
Dia tak mengetahui pasti berapa lama munisi itu disimpan di gudang senjata Mabes TNI. “Untuk sampai kapan, nanti ada aturannya sendiri. TNI bertanggung jawab dalam pengamanan selama penyimpangan. Pasti aman disimpan di gudang munisi TNI karena gudang munisinya sudah memiliki standar keamanan,” kata Wuryanto.
Sebelumnya, Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan Kementerian Politik Hukum dan HAM akan membahas aturan pengadaan import senjata agar tidak menimbulkan polemik. “Akan membentuk pokja (kelompok kerja) untuk mengatur peraturan tentang senjata api. Leader-nya Kemenkopolhukam,” kata Setyo, Jumat lalu.
Menurut Setyo, Mabes TNI akan mengeluarkan surat rekomendasi senjata SAGL milik Korps Brimob kecuali amunisi peluru SAGL itu dititipkan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Jumlah senjata yang diimpor Korps Brimob ini adalah 280 pelontar granat SAGL kaliber 40×46 mm dan 5.932 butir amunisi granat. Senjata-senjata ini tertahan di Gudang Kargo Unex, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. [ART]