HARIANTERBIT.CO – Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan mengatakan, pembiayaan pembangunan dari utang harus berdampak luas buat kehidupan masyarakat. Dengan begitu baru dapat dikatakan bahwa penggunaan utang tepat dan bermanfaat.
Menurut politisi senior Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini, bila pembiayaan infrastruktur tidak bisa ditopang oleh APBN, pemerintah tentu berupaya membiayainya dengan utang supaya program pemerintah itu akan terus berlangsung.
Karena itu, Heri mengingatkan, jika utang untuk pembiayaan infrastruktur tidak memiliki manfaat yang riil dan luas terhadap kehidupan masyarakat, sebaiknya pemerintah memberi perhatian penuh terhadap sektor produktif yang belum dioptimalkan seperti pertanian.
Hal itu, kata dia, akan memberi manfaat dan solusi pengentasan angka kemiskinan yang lebih dari 60 persen ada di pedesaan. Sekitar 50 persen orang miskin di pedesaan bekerja di sektor pertanian. Untuk memberdayakan mereka butuh anggaran.
Karena itu, pembiayaan yang bersumber dari utang akan lebih tepat sasaran. “Penduduk di desa relatif banyak yang miskin. Lebih baik kemiskinan itu jadi prioritas. Soalnya, pembangunan infrastruktur, bila tak berdampak secara luas, kurang bisa menjawab masalah dalam jangka pendek.”
Seperti diketahui, saat ini utang pemerintah sudah mencapai Rp3.779,98 triliun. 80 persen dari utang itu berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman Rp734,98 triliun (19,4 persen). Pemerintah mengklaim tambahan utang ini untuk kenaikan belanja produktif di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, transfer daerah, dan dana desa. (art)