
HARIANTERBIT.CO – Ancaman teror ISIS dari Filipina ke Indonesia tengah menjadi sorotan menyusul konflik bersenjata di Marawi sebagai peringatan terhadap Pemerintah Indonesia.
TNI tidak mau ambil resiko terhadap konflik Marawi, sehingga TNI sudah mempersiapkan diri di daerah perbatasan Filipina, termasuk daerah-daerah yang kemungkinan akan di jadikan pelolosan ISIS ke Indonesia.
Pemerintah Indonesia kini terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan Filipina, Selandia Baru, serta Brunei Darusalam untuk menggelar patroli. Jadi TNI memperkuat patroli di wilayah perbatasan agar tidak ada kelolosan dari Filipina ke Indonesia.
Peredaran narkoba di Indonesia merupakan sebagai bagian dari kejahatan internasional, ancaman terbesar peredaran narkoba ada pada daerah perbatasan.
Luasnya wilayah darat Indonesia khususnya perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan Utara, menjadi tantangan terbesar kedua setelah kedaulatan wilayah.
Ada dua kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia yaitu Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau dimana salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia adalah Kecamatan Sebuku.
Di perbatasan tersebut terbentang Sungai Sembakung di sebelah hulu masuk wilayah Sabah (Malaysia) sedang di hilir masuk wilayah Indonesia. Lalu lintas perdagangan di sungai ini sangat menyulitkan untuk proses pengecekan keluar masuk barang, karena luasnya wilayah dan terbatasnya pos penjaga.

SERIUS
Pemerintah sangat serius mengatasi masalah perdagangan ilegal narkoba ini yang terkait dengan masalah perbatasan ini. Salah satunya semakin diperketatnya pengawasan di Kampung Nanedakele terletak di Pulau Bukide (Tinakareng) Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara yang masuk dalam kawasan Border Crossing Agreement (BCA).
Peredaran gelap atau penyelundupan ganja yang melalui jalur darat antar dua negara dalam ini Indonesia tepatnya Papua dan negara Papua New Guinea bisa terjadi disebabkan lemahnya pengawasan dan keamanan dikawasan perbatasan.
Perdagangan orang khususnya bagi kaum perempuan dan anak, bukan merupakan masalah yang baru di Indonesia serta bagi negara-negara lain di dunia. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, termasuk Propinsi Kepulaun Riau.
Bila ditinjau dari segi geografis Kepulauan Riau mempunyai letak yang sangat strategis sekali sebagai pusat perlintasan masyarakat antar negara karena Propinsi Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Secara terperinci dapat penulis gambarkan situasi geografis wilayah Propinsi Kepulauan Riau sebagai berikut: Batas Wilayah : – Sebelah Utara berbatasan dengan : Singapura, Malaysia, Vietnam dan Laut Cina Selatan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Propinsi Jambi dan laut Jawa. – Sebelah Barat berbatasan dengan : Malaysia, Singapura dan Propinsi Riau. – Sebelah Timur berbatasan dengan : Propinsi Kalimantan Barat, Laut Zulu dan Malaysia Timur.
Pasukan TNI dari Satgas TNI Angkatan Darat yang bertugas menjaga perbatasan RI – Malaysia, selain bertugas menjaga perbatasan juga mengawasi keluar masuknya masyarakat yang dari Indonesia mau masuk Malaysia maupun sebaliknya. Secara umum kondisi wilayah Nunukan relatif kondusif, walaupun kegiatan penyelundupan miras dan narkoba masih marak terjadi.
Kehadiran Pengamanan Perbatasan dari TNI AD membawa dampak positif terhadap keamanan diperbatasan, sudah banyak penyelundupan narkoba, minuman keras, dan penyuludupan perempuan dan anak yang digagalkan oleh satgas Pengamanan Perbatasan.

DITINGKATKAN
Diharapkan kedepan dapat lebih ditingkatkan lagi untuk pengamanan lokasi-lokasi yang dianggap sebagai pintu masuknya jalur narkoba, TNI AD sebagai satgas Pengamanan Perbatasan harus selalu berkoordinasi terus dengan pihak Bea Cukai, Imigrasi dan Kepolisian untuk memperkecil ruang gerak para penyelundup.
TNI saat ini juga terlibat program pembangunan di perbatasan, oleh sebab itu TNI sedang merencanakan dan melaksanakan pembangunan pangkalan-pangkalan baru di wilayah perbatasan dan pulau terluar.
Bahwa pembangunan pulau terluar yang dilakukan oleh TNI memiliki peran strategis sebagai implementasi program pemerintah membangun dari pinggiran melalui peningkatan infrastruktur ekonomi sekaligus menunjang tugas pokok TNI.
TNI memiliki kepentingan melakukan pembangunan di pulau-pulau terluar, perbatasan dan daerah terpencil, yang terkaitan juga dengan pembukaan sentra-sentra ekonomi baru, dengan demikian TNI mendukung pemerintah dalam pembanguan di daerah perbatasan dan pulau terdepan.
TNI sendiri berencana membangun sejumlah fasilitas pendukung di wilayah perbatasan, sarana dan prasaran militer juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan rasa aman masyarakat perbatasan.
Pemerintah juga merealisasikan niat untuk memperketat wilayah perairan yang berbatasan baik darat maupun laut dengan negara tetangga. TNI Angkatan Laut mulai mengerahkan beberapa kapal perang termasuk TNI Angkatan Udara (AU) terus memperkuat pertahanan udara NKRI di pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain seperti di Natuna, Tarakan, Morotai, Biak, Merauke, dan Kupang.
TNI AU juga menempatkan pesawat drone (tanpa awak) di Natuna dan Tarakan dengan kemampuan terbang selama 24 jam sampai 36 jam dengan jarak jangkau 2.000 kilometer untuk melakukan patroli. Sudah saatnya Indonesia negara yang berdaulat untuk memperkuat satuan TNI diperbatasan, agar kita dapt disegani oleh Negara tetangga.