HARIANTERBIT.CO – Pemimpin sering disebut sebagai kepala, ada yang mengatakan penjuru, ada pula yang menyatakan Matahari. Dengan analogi2 tersebut pemimpin akan menjadi panutan, yang diikuti banyak orang. Kebijakan2-nya akan berdampak luas bagi hidup dan kehidupan banyak orang.
Sang pemimpin memang masih manusia yang memiliki kekurangan bahkan kesalahan. Namun sang pemimpin memiliki kelebihan2 yg akan mampu membawa banyak orang yang dipimpinya semakin manusiawi.
Para pemimpin memiliki integritas mewujudkan mimpinya mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara di semua lini.
Bisa dibayangkan kalau pemimpinya tidak waras atau penakut atau tidak memiliki mimpi, tentu tidak tahu apa yang semestinya dan yang tidak boleh dilakukan.
Apa yg dilakukan semau maunya, dari memperkaya diri dan kelompoknya sampai dengan merusak kewarasan rakyatnya. Mem-bodoh2-i, menipu, menyesatkan, menjarah sampai dengan mematikan.
Atau malah menjual kehormatanya, rela menjadi boneka agarvterus dan langgeng berkuasa. Pemimpin yang tidak waras akan bangga dan senang atas kegilaan2nya tanpa rasa bersalah dan justru membangga banggakanya.
Hanya orang yang waras, yg merasa sakit atau merasakah aneh bila ada sesuatu yang tidak sebagaimana seharusnya. Orang yang gila tidak merasakan ada sesuatu yang aneh bisa saja malah tertawa bahkan lupa dirinya.
Tatkala sang pemimpin waras atau mengajak ke ranah kewarasan belum tentu disukai atau didukung. Bisa bisa dirinya malah dihajar untuk digeser hingga dimatikanya.
Mewaraskan dapat dianalogikan menyembuhkan dengan memberi vaksin. Pada awalnya akan demam namun ada harapan memiliki imunisasi. Bisa juga dianalogikan menyembuhkan dari kecanduan narkoba, awal2 stop narkoba akan mengalami sakau. Yang diwaraskan belum tentu mau terutama kaum mapan dan nyaman.
Mereka takut kehilangan previledgenya. Untuk mewaraskan diperlukan pemimpin yg berani. Berani untuk menebas kepala-2 naga mafia-2 yang menjadi penjaga zona nyaman.
Juga pemimpin yang bervisi sehingga tahu arah dan tujuan yang akan dicapai jelas serta mampu memperbaiki kesalahan masa lampau, siap di masa kini serta mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Selain itu juga tulus hati bukan mencari keuntungan pribadi atau kelompok atau pamrih sesuatu. Kewarasan bagi sang pemimpin merupakan suatu keharusan, agar semakin manusiawinya manusia.
Tatkala sang pemimpin gila bisa2 para manusia di era digital diajak kembali ke jaman batu dalam alam yang tidak rasional dan penuh kepura puraan serta tipu daya. – Crisnanda DL