HARIANTERBIT.CO – Puluhan jemaah umrah kembali mendatangi kantor biro jasa umrah First Travel di Depok, Jawa Barat, Jumat (11/8). Mereka menuntut kejelasan nasib keberangkatannya ke Tanah Suci. Kondisi kantor First Travel yang kini tertutup pagar, makin membuat resah para calon jemaah.
Sejak pagi tadi, para jemaah sudah berkumpul di depan kantor First Travel di Jalan Radar Auri, Cimanggis, Depok. “Kita makin pesimis melihat kantornya sekarang sudah terutup. Kita ke sini hanya ingin meminta kepastian, terutama soal dokumen-dokumen kami,” ujar Irianto, calon jemaah umrah asal Solo, Jawa Tengah.
Kekhawatiran Irianto sebenarnya sangat beralasan. Saat kondisi kantor masih terbuka saja, informasi terkait dana dan dokumen yang telah disetorkannya sulit diperoleh. “Apalagi kondisinya seperti ini mas, makin sulit saja kita dapat informasi,” tambah Irianto.
Calon jemaah lainnya, Arif, juga mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi terkait sangkutan dana dan dokumen dirinya di First Travel. “Di sini tidak ada orang yang bisa menjelaskan pertanyaan-pertanyaan para jemaah. Jadi kami bingung mau mengadu atau bertanya kepada siapa,” ujar Arif.
Guna mengatasi permasalahan yang dialami para calon jemaah, Arif dan para jemaah lainnya berharap agar pemerintah membentuk ‘crisis centre’ bagi para calon jemaah dalam memperoleh informasi. “Kalau kayak begini kan tidak ada kejelasan. Setidaknya dokumen-dokumen kami bisa kembalilah,” tutur Arif.
Arif juga mengatakan, beberapa calon jemaah First Travel sempat melapor ke Mapolresta Depok terkait persoalannya dengan First Travel. “Tapi sama polisi di Polres Depok disuruh melapor ke pusat. Kasihan kan jemaah-jemaah yang datang jauh-jauh dari luar daerah, harus bolak-balik ke sana-kemari. Harapan kita pemerintah segera membuat ‘crisis centre’ yang bisa memberikan penjelasan kepada kami. Kalau bisa jangan di satu tempat. Soalnya korbannya banyak lho,” jelas Arif.
Kasus biro jasa umrah First Travel mencuat sejak empat bulan lalu, saat ratusan calon jemaah umrah yang menggunakan biro jasa tersebut mengalami penundaan keberangkatan. Kini kasusnya ditangani Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. Pemilik sekaligus Dirut First Travel Andhika Surachman dan istrinya, Anniesa Hasibuan, telah diamankan di Bareskrim Mabes Polri guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. (arya)