HARIANTERBIT.CO – Dalam aksi mogok kerja yang sudah berlangsung lima hari berturut-turut Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP-JICT) dibalas dengan intimidasi demi intimidasi, dan pengguna jasa dipaksa merugi triliunan. Ini menunjukkan bahwa memang ada sesuatu yang salah dengan perpanjangan kontrak JICT.
Ketua SP-JICT Nova Sofyan Hakim mengatakan, sejak 2014, kita berjuang agar JICT kembali ke Tanah Air. Rangkaian aksi kita untuk mencapai kemandirian nasional memang banyak rintangan, namun aksi kita akan selalu menuju ke arah cita-cita pekerja, nasionalisasi JICT! Di dalam perpanjangan kontrak JICT jilid II, tampaknya Hutchison dan Pelindo II serta Direksi JICT telah menunjukkan, siapa jati diri mereka.
“Intimidasi yang dilayangkan kepada anggota SP-JICT, kami telah berkoordinasi dan akan melaporkan kepada pihak pemerintah terkait. Setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak, ditengarai ada oknum-oknum di eksternal maupun internal, yang justru menghendaki mogok berlarut-larut, yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi dan politik nasional,” kata Nova Hakim di sela-sela aksi demo di depan Kantor JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, seperti keterangan tertulisnya, Senin (7/8).
Lebih lanjut Nova dalam orasinya menegaskan, demi kepentingan dan cita-cita, serta berpijak pada kepentingan nasional yang lebih besar, saya Nova Hakim, sebagai ketua umum Serikat Pekerja JICT, menyatakan stop mogok terhitung saat ini juga, 7 Agustus 2017 pukul 16.00 WIB. Saya menginstruksikan kepada semua anggota untuk kembali bekerja. “Kita berikan pengabdian terbaik, dengan tetap menggalang perjuangan dan gerakan bersama berbagai elemen bangsa untuk menyelamatkan aset nasional, SaveJICT 2019 JICT 100 persen Indonesia! Hidup pekerja! Hidup SP-JICT! Hidup Indonesia,” pungkasnya. (*/dade/rel)