HARIANTERBIT.CO – Pelayanan publik merupakan ikon suatu bangsa atau suatu institusi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kualitas pelayananya akan menjadi simbol tingkat profesionalismenya juga modernismenya.
Apa yang dilakukan para aparaturnya akan menunjukkan budaya birokrasi yang dimilikinya, semakin rasional dan modern sistem-2 pelayananya akan semakin profesional. Demikian halnya yg terjadi sebaliknya.
Tatkala pelayanan publik dijadikan lumbung atau sumber daya non budgeter atau yang tidak teranggarkan dan dianggap sebagai suatu kewajaran maka jangan harap ada kecepatan dan ketulusan dalam pelayananya.
Apa yang terjadi, akan mengarah kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah. No money no service. Pengalaman teman saya yang belajar di Australia, tatkala kembali ke Indonesia terheran heran ketika setiap meja meminta bagian.
Apa yang dilakukanya sesuai prosedur yg baik dan benar malah diabaikan. Didahulukan yang memberi amplop atau menjanjikan sesuatu. Tatkala dalam pelayanan publik yang tidak cerdas maka sistem-2 mafia akan hidup tumbuh dan berkembang secara pesat.
Penguasaan dan pendominasian sumber daya akan semakin tidak rasional. Yg waras akan tersingkir dan apa yg menjadi harapan dan tujuan hidup berbangsa dan bernegara akan jauh panggang dari api.
Pada era digital konteks pelayanan yang Prima menjadi suatu keunggulan karena menjadi kebutuhan, harapan dari warga masyarakat.
Mereka mengharapkan atau menginginkan adanya pelayanan yang cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses.
Pelayanan yang prima ini merupakan pelayanan yang cerdas/ smart service. Pelayanan-pelayanan yang cerdas ini tentu bukan datang dengan sendirinya.
Melainkan perlu perjuangan, keberanian bahkan kerelaan kehilangan previledge untuk membangun sistem secara terintegrasi, tersistematis dalam suatu sistem yang terhubung / online secara elektronik.
Tatkala sistem2 yg terhubung secara elektronik maka pelaynan prima tidak dapat lagi menjadi harapan. Konteks smart service inilah yang tentu menjadi bagian penting buat kita semua untuk membangun sistem big data dengan berbagai aplikasi dan didukung jaringan-jaringan yg terintegrasi satu dengan lainnya.
Smart service dapat dirintis melalui one gate service yg saling menjembatani satu sama lainnya dengan memberikan preduksi, antisipasi dan solusi.
Membangun sistem sistem aplikasi, back office application and netvwork inilah yg akan menjadi tolok ukur para aparatur dalam memberikan pelayan prima dalam smart service yg terintegrasi dalam one gate service. – Crisnanda DL