HARIANTERBIT.CO – Wacana Ditlantas Polda Metro Jaya yang ingin memakai jasa ‘Pak Ogah’ untuk memperlancar arus kendaraan dipertanyakan. Pasalnya, sumber dana yang akan digunakan untuk menggaji pak ogah itu belum jelas.
“Saya enggak tahu konsepnya kan belum lihat. Tapi kalau seumpamanya mau diberikan gaji kami juga enggak tahu anggarannya dari mana,” ujar Kadishub DKI Andri Yansyah kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/7).
Menurut Andri, sejauh ini belum ada pembicaraan khusus antara Dishub DKI dengan Polda Metro Jaya mengenai rencana pelibatan pak ogah itu.
Andri meminta Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk mengkaji kembali kebijakan itu. Andri meminta polisi untuk mengundang berbagai pihak sebelum membuat keputusan, misalnya komunitas pengguna jalan hingga Dinas Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Jangan sampai, kata dia, kebijakan tersebut dibatalkan kembali karena banyak sisi negatifnya. “Dikaji terlebih dahulu dari berbagai macam aspek, plus dan minusnya. Takutnya nanti kalau buru-buru memutuskan, ternyata banyak minusnya, lalu dicabut lagi. Kan jadi enggak enak,” kata Andri.
Ia menyarankan lebih baik mengajak anggota Pramuka daripada ‘pak ogah’.
“Kalau saya, lebih baik kita yang melakukan penjagaan. Secara pribadi saya, kalau pun akan melibatkan atau memberdayakan masyarakat kan masih ada Pramuka, patroli keamanan sekolah, nah ini mesti dilibatkan,” paparnya.
Anggota Pramuka bisa diberdayakan karena punya pengalaman dalam melakukan pengaturan lalu lintas, sebab mereka sudah mendapat pelatihan mengenai lalu lintas. Mereka bisa diberdayakan mengatur lalin setelah jam belajar.
“Kalau sekolah pagi, bisa sore kalo sekolah siang bisa pagi. Minimal ya di lokasi-lokasi terdekat di sekolahnya dia, selain efektif karena memang dia sudah mempunyai pengetahuan tentang lalu lintas dan maksudnya orientasinya betul-betul sosial dan ingin menjaga ketertiban lalu lintas, kalau pak ogah kan kita enggak tahu (orientasinya apa),” ucapnya.
Namun, Andri sendiri mempersilakan polisi merealisasikannya jika itu menjadi bagian dari pembinaan polisi. “Ya kalau seumpama itu bagian dari pembinaan polisi monggo-monggo saja,” ucapnya.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Halim Pagarra berencana meminta perusahaan untuk menggaji pak ogah melalui dana CSR. Hal ini dilakukan untuk membantu polisi dalam mengatasi macet terutama di persimpangan jalan dan putaran balik.