HARIANTERBIT.CO – Tanaman Semanggi adalah merupakan tanaman perairan kelompok paku air (Salviniales) dari keluarga Marsileaceae. Tanaman ini tumbuh kembang di area persawahan, rawa dan saluran-saluran irigasi.
Daun Semanggi boleh dikonsumsi layaknya lalapan atau bagian dari hidangan salad. Di Surabaya ada kuliner sejenis pecel, Pecel Semanggi, yang salah satu bahan utamanya adalah daun Semanggi.
Ada mitos di Irlandia, bahwa Semanggi berdaun empat, *four-leaf clover*, adalah semanggi keberuntungan (lucky clover) yang dipercaya dapat membawa keberuntungan.
Konon, area Karet Semanggi Jakarta dulu adalah rawa-rawa yang banyak tumbuh tanaman Semanggi. Apakah Ir. Sutami terinspirasi dari tanaman ini untuk proyek gagasannya, atau kemudian yang menginspirasi Bung Karno menamai jembatan ini dengan nama Jembatan Semanggi?
Bung Karno pernah mengungkapkan bahwa filosofi daun Semanggi ini laksana ‘suh’ atau pengikat sapu lidi. Batang lidi yang disatukan dengan ‘suh’ akan menjadi kokoh.
Lidi-lidi yang bersatu akan menjadi kuat. Semanggi dengan satu jembatannya dan 4 daunnya melambangkan penyatuan wilayah Ibukota, sekaligus perlambang persatuan bangsa. Wallahu alam.
Sebagian warga khususnya pendukung Mantan Gubernur Jakarta Ahok mengusulkan nama Jembatan Semanggi diganti Jambatan Soekarno-Ahok, karena karya tersebut pertama zaman Presiden Soekarno dan dibangun kembali ketika Ahok menjabat gubernur.
Namun bagi warga lain tak setuju dengan nama tersebut. Pro kontra memang biasa terjadi dimana pun soal apapun. Semua kembali pada masinhg-masing sikap, akan pemberian nama jembatan tersebut.