Salahkah birokrasi yang skrang ini ada? Atau sudah tidak lagi up to date? Birokrasi dibangun untuk membagi pekerjaan2 dalam pelayanan kepada publik agar dapat memberikan pelayanan yg prima. Pilar2 birokrasi disangga rasionalitas, logika, petugas2 yg profesional, sistem2 yang terintegrasi yg mampu menjembatani dan memberikan solusi.
Hakekatnya adalah agar publik terlayani dengan cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses. Para petugasnya berorientasi kerja dan gaji. Tingkat produktifitas menjadi kebanggaan dan standar bagi kariernya.
Apa yg dikerjakan ada standarnya dapat diukur dan diaudit baik di dalam birokrasi maupun dari kepuasan publik atas pelayanan2nya. Namun faktanya birokrasi sering malah melilit dan membuat sulit serta berbelit belit.
Berurusan dengan birokrat identik dengan duit. Tanpa duit jangan harap bisa terlayani dengan baik. Bisa saja malah hilang enyah kemana. Birokrasi menjadi lahan atau ajang penguasaan sumber daya. Para birokratnya berebut jabatan dan kesempatan pada posisi2 yang bisa mendominasi dan mengangkangi sumber daya.
Bagian-2 dimategoriman dalam zona basah dan kering. Golongan air mata dan mata air. Pendekatan-2 tidak rasionalpun menjangkit dan semakin mengurita, maka lahirlah mafia 2 dalam birokrasi. Klik, kroni dan berbagai kelompok2 personal semakin kental dan tajam dalam pengoperasionalanya.
Kaum-2 di zona nyaman akan mempertahankan status quo akan tetep senang dengan cara-2 parsial monvensional dan manual. Cara 2 tersebut menjadi sarang kolusi korupsi dan nepotisme. Merombak birokrasi untuk menjadi waras bagai putri duyung yang mendamba ekornya untuk menjadi kaki.
Golongan-2 waras idealis yang berjuang memperbaiki dapat digolongkan sebagai bagian manusia putri duyung. Lingkungan kebanyakan yang ingin tetap dengan cara2 manual konvensional dan parsial dapat dikategorikan sebagai ekor atau bagian bawah putri duyung.
Golongan manusia jika mengikuti pola ekor atau binatang maka ia akan gila. Sebaliknya golongan ekor tdk mungkin mengikuti manusia. Tatkala ingin dipotong atau dipisahkan maka akan mati keduanya. Bagai buah simalakama yg dilematis.
Mewaraskan birokrasi bagai mengajak ekor berevolusi menjadi kaki manusia. Bisa saja yang mengajak waras dianggap gila atau bahkan diserang atau bahkan untuk dimatikan.
Francis Fukuyama menulis the end of history : the last man yg menggambarkan dunia sudah sampai puncaknya dan akan mengalami kehancuran untuk memulai sejarah peradaban baru.
Mungkinkah analogi Fukuyama digunakan untuk the end og bureaucracy? Pasti mungkin, karena di era digital tak ada lagi batas ruang dan waktu.
Dalam pewayangan ruang dan waktu disimbulkan dalam bethara kala. Ia menjadi penguasa gelap dan menguasai ruang dan waktu. Namun antara badan dan kepala kala dipisahkan agar tidak menghabiskan isi jagat raya ini.
Dalam ceritera gerhana digambarkan sang bathara menelan matahari karena tidak ada badanya maka matahari akan bersinar lagi. Di era digital yang memangkas kala adalah sistem2 online yang terhubung dalam sistem2 elektronik.
Birokrasi yang tersekat sekat dalam labirin2 yg memusingkan dapat dipangkas dan diterobos dalam satu sistem pelayanan. One stop service menjadi bagian yang terintegrasi dalam pola back officice, aplication dan network.
Pola2 ini akan berkembang dalam sistem big data yg akan ada apa saja yg dibutuhkan. Yang bisa dikerjakan dalam sistem tidak lagi ditangani manusia. Semakin mengurangi sentuhan person to person untuk menghindari potensi2 penyimpangan.
Rasionalisasi birokrasi akan menjadi tantangan setiap pemimpin untuk mewaraskan dan mengakhiri kegilaan birokrasi.Selain itu juga memangkas mafia2 birokrasi yang menjadi god fathernya.
Para pemimpin akan diuji nyali melawan naga mafia birokrasi yang sarat dengan kesaktian karena memiliki pangkat jabatan uang media jaringan bahkan massa.
Tatkala pemimpin produk hutang budi maka jangankan melawan pasti kerjanya hanya cium tangan dan bahkan sungkem sambil memberi buku bekti glondong pangareng areng.
Pemimpin2 transformatid yang layak sebagai pejuang dan berani berkorban dan bernyali tinggi dinanti untuk menebas sang naga mafia birokrasi dengan sistem2 onlinenya.
Tatkala sistem online jadi maka para mafia tanpa dibunuh akan mati dengan sendirinya. Dan kegilaan dalam birokrasi bisa diakhiri. Brigjen Crisnanda DL