HARIANTERBIT – Dunia digital diwarnai perang informasi bahkan taburan kebencianpun marak dan menjadi candu. Kaum netizen seakan telah menguasai dunia aktual. Dengan berbagai viralnya membuat etika norma bahkan moral digerusnya.
Semua serba ok dan serba boleh. Hukumpun mereka membuatnya. Memancing emosi sampai akan memancung kepala orangpun dilakukanya. Seakan aparat penegak hukum diambil alih kewenanganya.
Hukum boleh dikatakan tertinggal jauh dari perubahan sosial yang terjadi. Parahnya lagi sangat sedikit yg mendukung aparat berteknologi dalam political will nya masih kental mempertahankam status quo dan kenyamananya.
Kondisi-2 yang manual parsial dan konvensional terus menjadi kebanggaanya. Di situlah mereka menikmati efek pat gulipatnya. Siapa yg akan mewaraskan akan dihajarnya bahkan bisa saja dipenjarakan atau dimatikan hidup dan kehidupanya.
Kelambatan mengatasi dunia virtual akan semaki buat netizen hidup dalam era barbarian di era digital. Characther assination akan menjadi bagian yang mendasar dan terus merajalela entah sampai ke ujung mana. Bagai kanker yang tak lagi tertahankan perkembanganya.
Mungkinkah mengatakan saatnya mengakhiri birokrasi yg tidak rasional? Jawabnya pasti iya. Namun apa nyatanya siapa saja yang melawanya akan di matikan sang naga mafia birokrasi.
Siapa berani akan menerima efeknya. Entah dari dicopot sampai dimatikan. Para mafia ini sadar era digital ancamanya. Ia tidak bodoh maka manfaatkan kekacauan dimana-mana dari cara langsung atau dengan proxi.
Mengeruhkan suasana akan memudahkan mempertahankan status quo. Sayang memang banyak yang sudah mabuk kepayang bahkan masuk angin yang tidak lagi berani berjuang atau memalas bahkan takut mengambil resiko.
Selamat datang penguasa dunia maya dan di dunia nyata akan terus diobok2-nya sampai2 semua mabuk dan terus dibodoh-bodohinya. Seakan kita semua akan digiring ke dalam tempurung untuk berbahagia di dalam captive mind yang selalu takut dan ketakutan.- Brigjen.Pol. Crisnanda DL
