Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Indonesia I Wayan Suardana SE, MM, bersama Kepala Badan Meteorologi Dunia/World Meteorological Organization (WMO) Oean Locket, dan Kepala BMKG DR Andi Eka Sakya MEng, saat jumpa pers Aircraft Meteorological Data Relay (Amdar) Workshop, di Kantor BMKG Jl Angkasa I, Kemayoran, Jakpus, Senin (22/5).

BMKG DAN WMO JALIN KERJA SAMA GELAR AMDAR

Posted on

HARIANTETRBIT.CO – Badan Meteorologi Dunia/World Meteorological Organization (WMO) menjalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Aircraft Meteorological Data Relay (Amdar) Workshop, dilanjutkan dengan pertemuan Expert Team on Aircraft-Based Observing System (ET-ABO).

Kegiatan ini selain memperkenalkan dan menjelaskan tentang Aircraft-Based Observations Programme (ABOP) kepada negara anggota WMO terutama yang berada di kawasan ASEAN dan industri penerbangan, termasuk airlines yang berpotensi menjadi partner dalam pengembangan program Amdar.

“Amdar merupakan sistem observasi parameter cuaca paling efisien berdasarkan biaya dan manfaat, serta melengkapi pengamatan di darat maupun di lapisan atas,” kata Kepala BMKG DR Andi Eka Sakya MEng, ketika memberi keterangan persnya di Kantor BMKG Jl Angkasa I, Kemayoran Jakarta Pusat, Senin (22/5).

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Indonesia I Wayan Suardana SE, MM, bersama Kepala Badan Meteorologi Dunia/World Meteorological Organization (WMO) Oean Locket, dan Kepala BMKG DR Andi Eka Sakya MEng, saat jumpa pers Aircraft Meteorological Data Relay (Amdar) Workshop, di Kantor BMKG Jl Angkasa I, Kemayoran, Jakpus, Senin (22/5).

Sementara itu, Amdar berkontribusi terhadap peningkatan akurasi prakiraan angin dan temperatur udara di rute penerbangan. Hal tersebut bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi operasional pesawat, dalam hal penggunaan fuel, dan peningkatan keselamatan operasional penerbangan.

Dalam hal keselamatan operasional penerbangan, data AMDAR dapat menjadi informasi bagi pesawat agar menghindari fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan seperti turbulence, icing dan fenomena lainnya. Beberapa tahun belakangan ini, beberapa kasus turbulence bahkan dialami oleh pesawat yang melintasi wilayah Indonesia.

“Perlu diketahui, bahwa saat ini cuaca berada di urutan kedua sebagal faktor yang paling mengancam keselamatan penerbangan. Informasi cuaca, baik di darat maupun di rute penerbangan, sudah seharusnya dengan mudah diperoleh oleh penerbang,” ujarnya.

Program Amdar diinisiasi oleh WMO bekerja sama dengan industri penerbangan dalam mengembangkan sistem pengamatan cuaca dari pesawat terbang. Data parameter cuaca yang terkumpul dikirimkan ke receiver di darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) atau melalui satelit (Aircraft to Satellite Data Acquisition and Relay).

Ketersediaan data Amdar terbukti mampu meningkatkan akurasi prakiraan fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan terdapat sekitar empat puluh amines di seluruh dunia dengan jumlah pesawat lebih dari 4.000 unit yang berpartisipasi pada program Amdar hingga saat ini. Belum ada amines Indonesia yang berpartisipasi pada program Amdar.

Pada April 2017, AIRNAV Indonesia mempublikasikan bahwa saat ini terdapat 278 kantor pelayanan navigasi penerbangan yang melayani 680 bandar udara di seluruh Indonesia. BMKG hanya memiliki 96 stasiun meteorologi untuk melayani semua bandara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BMKG secara bertahap mengimplementasikan otomatisasi layanan meteorologi penerbangan dengan sistem clustering.

“Hingga tahun 2016. Sistem pengamatan cuaca penerbangan otomatis telah diinstal di 91 bandara, dan pada tahun ini BMKG kembali memprogramkan instalasi sistem penerbangan cuaca penerbangan otomatis di 42 bandara. Di beberapa negara, institusi pemerintah berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan otomatisasi layanan cuaca penerbangan. Dengan demikian, para penerbang semakin mudah terfasilitasi untuk mengakses informasi cuaca termssuk prakiraan kejadian fenomena cuaca berbahaya di rute penerbangan,” ungkap Andi.

Sebagai awal implementasi Amdar di Indonesia, pada awal Maret 2017, BMKG bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) telah menyelenggarakan kegiatan diskusi untuk mempeiajari potensi implementasi Amdar di Indonesia. (*/dade/rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *