HARGA TIGA KOMODITAS BISA PENGARUHI INFLASI

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Pengamat ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Firdaus mendukung peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) kebutuhan pokok masyarakat.

Kebutuhan pokok tersebut yang diberlakukan HET antara lain, gula pasir seharga Rp12.000 per kilogram, minyak goreng Rp11.000 per kilogram dan daging beku Rp80.000 per kilogram.

Kebijakan HET tersebut dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang diuji coba mulai 10 April hingga 10 September 2017. Kebijakan tersebut juga sudah dikerjasamakan dengan pengusaha ritel.

“HET ini kan pedoman bagi pemerintah untuk pasar. Kalau untuk gula dan minyak saya yakin pasti aman, tapi kalau untuk daging, ini yang harus benar-benar diperhatikan,” ujar Mohammad Firdaus, Senin (15/5).

Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus

Menurut Firdaus, pemerintah harus memastikan ketersediaan stok daging beku yang sudah diberlakukan dalam HET. Caranya bisa dengan mengimpor daging untuk atau memaksimalkan sapi yang ada.

Firdaus mengatakan, stok daging harus dipastikan karena menjelang Ramadan dan lebaran biasanya harga komoditas tersebut kerap mendadak harga naik. Dengan demikian, impor daging beku dengan kualitas terbaik menjadi solusi agar kebijakan HET bisa terus efektif.

Firdaus juga mengimbau agar pemerintah daerah berperan dalam mendukung HET tersebut, agar ketika memasuki Ramadan dan lebaran harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil. Menurut dia, pemda-pemda juga harus memantau pelabuhan-pelabuhan tempat datangnya impor daging sapi.

Selain itu, Firdaus mengimbau, agar pemerintah melakukan operasi pasar untuk mendukung agar HET tiga komoditas, terutama daging beku, bisa efektif dan dirasakan oleh masyarakat. “Operasi pasar selain untuk menyeimbangkan harga juga untuk memantau suplai pasar, karena di negara-negara lain juga operasi pasar sudah jadi kebiasaan dan terus dilakukan,” katanya.

Namun, Firdaus mengingatkan, dalam operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak harus menjatuhkan harga dari pasaran atau lebih murah dari yang ditetapkan pemerintah. “Pemerintah kalau mau menggelar operasi pasar tetap harus menjual bahan pokok dengan harga yang tak jauh dari HET,” tuturnya.

Sementara itu, Dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengatakan, pihaknya siap mengeluarkan daging beku seharga Rp77.000 per kilogram hingga Rp85.000 per kilogram, khusus untuk daging rawon, sop serta paha depan dan belakang yang didatangkan dari Australia dan Selandia Baru.

Marina memaparkan, pihaknya juga akan menggelar ‘Jakarta Great Sale’ untuk menjual kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. “Tapi kalau pemda dalam hal ini wali kota-wali kota di Jakarta mau gelar operasi pasar, kami dukung,” tegasnya.

Marina menambahkan, pada rapat kebijakan HET, pihaknya memang tidak hadir, namun selaku BUMD milik DKI yang bergerak di sektor pangan, pihaknya akan mendukung pemberlakuan HET untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok.

Chief Economist Bank BTN Winang Budoyo mengatakan, kebijakan HET tersebut untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok yang akan berdampak positif terhadap inflasi sehingga kenaikan harga-harga akan terkendali.

Menurut Winang, kontribusi tiga komoditas tersebut yakni gula, minyak dan daging dinilai cukup besar terhadap inflasi, sehingga sedari dini sudah harus diantisipasi.

Namun, Winang mengingatkan, agar pemerintah memastikan ketersediaan seluruh bahan pokok terutama yang menjadi perhatian batas atas harga yang difokuskan Kemendag. “Jangan sampai kebijakan dibuat, tapi stoknya tidak ada,” ujarnya.

Harga batas atas tiga komoditas yang ditetapkan pemerintah sudah dikaji secara matang, sehingga dipastikan tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh kalangan pelaku usaha. Harga daging misalnya, dengan dipatok seharga Rp80.000 per kilogram dikhawatirkan akan dipermainkan oleh oknum pelaku usaha dengan cara mengoplosnya dengan daging gelonggongan.

“Kekhawatiran adanya kecurangan bisa terjadi kapan saja, tidak hanya dalam setiap kebijakan tertentu saja. Artinya memang selalu ada yang berbuat curang. Tetapi yang terpenting adalah pengawasannya,” ujar Winang. (arya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *