Kepala BMKG Andi Eka Sakya, Presdir PT Sompo Daniel Neo, Dirops PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz, dan disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch Muchlasin ketika penandatanganan kesepakatan kerja sama terkait produk asuransi curah hujan bagi para petani, di Ruang Serbaguna Gedung G BMKG, Jl Angkasa 1, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (2/5).

BMKG-SOMPO LUNCURKAN PRODUK ASURANSI CURAH HUJAN UNTUK PETANI

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo) melakukan kesepakatan kerja sama terkait produk Asuransi Curah Hujan bagi para petani.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Kepala BMKG Andi Eka Sakya dan Presiden Direktur PT Sompo Insurance Indonesia Daniel Neo, dan Direktur Operasional PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz, disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch Muchlasin.

Kerja sama ini bertujuan turut membangun kesejahteraan para petani Indonesia dengan meluncurkan produk Asuransi Curah Hujan (Weather Index Insurance), yang merupakan produk asuransi mikro pertama di Indonesia. Diharapkan asuransi ini dapat membantu para petani skala kecil jika panennya mengalami kegagalan.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan, cuaca yang tidak menentu mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian. Kondisi ini dapat mengganggu hasil panen dan mengakibatkan ketidakstabilan penghasilan para petani Indonesia. Tugas kami memberikan informasi berupa data curah hujan setiap tiga bulan sesuai periode panen di tempat-tempat yang di tunjuk PT Sompo.

“Apabila indeks curah hujan di bawah atau sama dengan ambang batas yang ditetapkan, maka Sompo Insurance akan memberikan kompensasi kepada para pemegang polis (petani). Sebagai awal akan dimulai di Kabupaten Bojonegoro dan Lombok Tengah pada periode panen bulan Oktober hingga Desember 2017. Selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain di Indonesia,” kata Andi, usai penandatangan kerja sama di Ruang Serbaguna Gedung G BMKG, Jl Angkasa 1, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (2/5).

“Ini sebuah terobosan. Mempercepat proses recovery bagi para petani yang diproyeksikan akan mengalami panen yang kurang dari semestinya atau malah gagal panen,” sambung Andi.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya, Presdir PT Sompo Daniel Neo, Dirops PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz, dan disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch Muchlasin ketika penandatanganan kesepakatan kerja sama terkait produk asuransi curah hujan bagi para petani, di Ruang Serbaguna Gedung G BMKG, Jl Angkasa 1, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (2/5).
Kepala BMKG Andi Eka Sakya, Presdir PT Sompo Daniel Neo, Dirops PT Sompo Insurance Indonesia Eric Nemitz, dan disaksikan Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch Muchlasin ketika penandatanganan kesepakatan kerja sama terkait produk asuransi curah hujan bagi para petani, di Ruang Serbaguna Gedung G BMKG, Jl Angkasa 1, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (2/5).

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sompo Daniel Neo mengungkapkan, sebenarnya produk ini sudah ada untuk Sompo di negara lain seperti, Thailand. Tapi untuk di Indonesia, ini akan jadi produk pertama di sektor pertanian. Produk itu, memang dimaksudkan untuk membantu para petani mengamankan hasil panen mereka.

“Apalagi mengingat kondisi cuaca di Indonesia yang kurang menentu, khususnya beberapa tahun belakangan, sehingga membuat banyak petani mengalami gagal panen. Kelebihan produk ini, yaitu dari sisi kemudahan untuk melakukan klaim. Biasanya, proses klaim untuk kerugian pertanian terbilang lama,” kata Daniel.

Mulai dari mengajukan klaim, proses verifikasi panen yang gagal hingga pembayaran, namun di Sompo, proses itu dipermudah. Proses verifikasi dihilangkan dan digantikan dengan peran pihak ketiga yakni, pemerintah (BMKG). “Kami mengganti semua kerusakan panen petani akibat iklim yang tidak bagus berdasarkan data dari BMKG. Jika ada petani yang mengajukan klaim, maka Sompo akan menghubungi BMKG untuk mengetahui berapa jumlah curah air hujan di daerah tersebut. Kalau memang sudah melewati angka 23 cm, maka kerugian petani akan langsung dibayarkan,” jelas Daniel.

“Sebenarnya produk ini lebih sebagai upaya kami untuk membantu petani, khususnya petani kecil yang memang selama ini kesulitan untuk mengakses layanan asuransi,” ungkap Daniel. (*/dade/rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *