HARIANTERBIT.CO – Meramaikan Malam Syukuran Hari Ulang Tahun Kota Depok Ke-18, sejumlah anak jalanan menggelar berbagai pertunjukan kesenian. Aksi para anak jalanan ini pun disaksikan sejumlah anggota ormas, Dewan Kesenian Kota Depok serta Anggota DPR-RI.
Kesenian yang digelar para anak jalanan siswa Sekolah Master Indonesia (sekolah yang menampung anak-anak jalanan) ini beragam di antaranya, memainkan musik dengan menggunakan peralatan bekas seperti botol dan drum.
Musik marawis yang dimainkan para anak jalanan pun turut digelar dalam acara ini. Selain itu, para anak jalanan juga meramaikan acara dengan pembacaan puisi.
Anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi Gerindra, Nuroji, yang hadir dalam perayaan HUT Kota Depok Ke-18 oleh para anak jalanan ini, mengatakan, geliat kesenian di Kota Depok terbilang jeblok. “Kami melihat indikator kesenian yang ada di Kota Depok. Dari indikator tersebut, terlihat tak ada diplomasi budaya dan upaya menghidupkan sanggar-sanggar kesenian yang harusnya dilakukan Pemerintah Kota Depok,” ujar Nuroji yang juga ketua Dewan Kesenian Kota Depok, Sabtu (29/4) malam.
Ditegaskan Nuroji, lembaga legislatif telah selesai membuat undang-undang yang mengatur tentang pemajuan kebudayaan. “Sudah ketuk palu, tinggal pelaksanaannya saja,” tegas Nuroji.
Lebih lanjut Nuroji mengungkapkan, dengan adanya undang-undang itu, berbagai materi untuk pemajuan kebudayaan dan kesenian di seluruh daerah di Tanah Air, akan diberlakukan. “Dulu segala upaya untuk menghidupkan kebudayaan, tidak wajib. Dengan undang-undang yang baru itu, upaya untuk menghidupkan kebudayaan, wajib,” tandas Nuroji.
Kembali kepada persoalan pemajuan dan pengembangan kebudayaan di Kota Depok, Nuroji dengan tegas mengatakan, Pemerintah Kota Depok minimal harus menyediakan sarana berkesenian bagi warga Depok. “Kalau tidak berani menggaji para seniman yang ada, paling tidak menyediakan tempat,” tegas Nuroji. (arya)