HARIANTERBIT.CO – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto melakukan penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Efendi Hardijanto, di Gedung Mina Bahari I Kementerian KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (18/4).
Kerja sama ini dilakukan kedua belah pihak dalam rangka melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang kelautan dan perikanan.
“Beberapa kegiatan telah diinvestarisasi dan dikoordinasikan oleh BPPT dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai langkah awal tindak lanjut kerja sama yakni pengkajian dan penerapan teknologi di bidang kelautan dan perikanan, teknologi pengelolaan sampah laut, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sarana dan prasarana, pemanfaatan tenaga ahli, dan pertukaran data dan informasi,” ungkap Unggul.
Penandatanganan MoU ini diharapkan dapat menjadi payung hitam kerja sama antara BPPT dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akan dilakukan secara lebih terstruktur, agar dapat lebih meningkatkan efektivitas dan produktivitas program kerja sama pada masa mendatang.
“Pada sektor perikanan budidaya, ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara Ditjen Perikanan Budidaya dengan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yang difokuskan pada pengkajian, penerapan dan pengembangan teknologi pembudidayaan ikan untuk mendorong pengembangan pulau-pulau kecil khususnya di SKPT,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen KKP Rifky Efendi Hardijanto mengatakan, pada sektor perikanan tangkap, kerja sama dilakukan antara Ditjen Perikanan Tangkap KKP dengan Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa yang difokuskan pada pengkajian dan perancangan kapal penangkap ikan ukuran 110 GT sampai dengan 130 GT.
“Selain itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama oleh Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP bersama Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam-BPPT tentang Pengelolaan Sampah Laut melalui teknologi pemanfaatan sampah laut sehingga bisa bernilai tambah bagi masyarakat,” kata Rifky.
Sebelumnya, sejak 2013 KKP melalui Ditjen Perikanan Budidaya bersama BPPT telah melakukan sinergi program pengembangan sektor perikanan budidaya, berupa pengelolaan induk ikan nila salina yaitu penerapan vaksin deoxyribose-nucleic acid (DNA) streptococcus pada ikan nila, aplikasi recombinant Growth Hormon (rGH) pada pakan mandiri untuk meningkatkan efisiensi pakan, pengembangan sex reversal pada udang galah jantan untuk menghasilkan udang galah betina (neofemale) menggunakan dsRNA MrIAG (makrobrachium insuline like Androgen Gland).
“Di sektor perikanan tangkap segera dilakukan, sejak Oktober 2016 telah dilakukan pembuatan desain dasar (basic design) dan pengujian model (model test) kapal penangkap ikan ukuran 110 GT sampai dengan 130 GT, sesuai konsep desain (conceptual design) dan desain awal (premilinary design). Selainjutnya, akan dilakukan pembuatan key plan atau key drwawings kapal penangkap ikan ukuran 110 GT sampai dengan 130 GT, dan standarisasi desain kapal penangkap ikan ukuran 110 GT sampai dengan 130 GT,” pungkas Rifky.(*/dade/rel)