HARIANTERBIT.CO – Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan sukses mengembangkan bisnis benih melalui program tecnopark hasil kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bahkan produksinya sudah dimanfaatkan daerah lain.
“Untuk mencapai keberhasilan seperti sekarang ini bukan hal mudah, dibutuhkan waktu delapan tahun untuk mengubah mindset (cara pikir) masyarakat. Kerja sama dengan BPPT dilakukan pelatihan menjadi tenaga penangkar, saat ini hampir semua petani sudah memiliki kemampuan untuk melakukan penangkaran melalui teknologi modern,” kata Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (12/4), saat dirilis BPPT.
Saat ini Kabupaten Bantaeng dikenal sebagai produsen benih berkualitas diantaranya padi, jagung, talas satoio, ikan nila, dan rumput laut, bahkan saat ini untuk pupuk sudah berhasil dikembangkan teknologi pupuk sekali tanam. Namun, ke depannya akan meningkatkan promosi dan pengembangan tiga zona produksi benih di Kabupaten Bantaeng yang ditargetkan rampung tahun 2019, kemudian dilanjutkan menetapkan lokasi zona perbenihan yang baru.
Bahkan melalui kerja sama dengan BPPT, memiliki benih ikan Nila yang dapat dikembangkan di air asin, serta benih jagung yang masa panennya hanya 85 hari.
“Terkait pengembangan industri benih di Bantaeng ke depan, juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan BPPT di antaranya untuk produksi benih tanaman, ternak pengolahan perikanan, pelatihan teknopreneur, pengembangan kelembagaan, dan produksi pupuk bertempat di Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Bioteknologi (LPTIAB),” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Gatot Dwianto mengatakan, banyak teknologi yang dikembangkan BPPT yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki program membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan untuk itu BPPT siap mendukung program pembangunan 100 tecnopark di kabupaten/ kota.
Pembangunan tecnopark sendiri dituangkan melalui Perpres No 2 tahun 2015 yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. “Pembangunan tecnopark ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis inovatif, dukungan ke pemerintah daerah melalui klaster industri serta memperkuat nilai tambah, memperkuat program kemitraan, peningkatan kebutuhan dasar masyarakat, dan meningkatkan kecerdasan masyarakat,” ungkap Gatot.
Gatot menambahkan, pengembangan technopark dilakukan melalui pendekatan pendampingan serta penyediaan paket-paket teknologi berikut alih teknologinya.
“Saya berharap teman-teman di daerah dapat memanfaatkan teknologi yang ada di BPPT, salah satu daerah yang berhasil mewujudkan adalah Bantaeng, saat ini sejumlah daerah mulai mengikuti langkah daerah tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan warganya bahkan mengirim tim untuk belajar,” tutup Gatot. (*/dade/rel)