HARIANTERBIT.CO – Ketua Plt Komite Rakyat Nasional (Kornas) DKI Nurmansyah SIP menjelaskan, Pilgub DKI Jakarta ini sangat menarik untuk diikuti perkembangannya, para kompetitor melakukan segala cara dalam mengatur strategi dan taktik. Agama pun dijadikan alat politik untuk meraih kekuasaan, sehingga dengan mudah mengatakan jika memilih si B akan masuk neraka dan jika memilih si C akan masuk surga, walaupun menebar kebencian, fitnah dan mengkafirkan orang lain dijamin masuk surga jika memilih si C.

“Penafsiran ayat di dalam Alquran yang berbeda paham dan masih diperdebatkan, juga menjadi alat pembenaran oleh lawan politik tentang pemimpin. Ujaran kebencian dan fitnah jadi budak nafsu manusia, karena agitasi dan propaganda yang telah dilakukan oleh orang yang munafik dan menjual agama,” kata Nurmansyah, Kamis (23/3).
Agama alat sangat ampuh untuk agitasi dan propaganda agar manusia menanam kebencian dan fitnah demi kepentingan politik, manusia yang tidak mempunyai ilmu agama yang luas dan dalam, kemudian tidak bisa berpikir dengan akal sehatnya maka akan mudah terhasut.
Dampak dari agama yang dijadikan alat politik adalah manusia akan saling menghujat satu sama lain, bahkan akan berkelahi karena perbedaan pilihan politik yang sudah didoktrin untuk menebar kebencian dan fitnah, konflik pun bisa terjadi antarsesama keyakinan dan perbedaan keyakinan dalam beragama, toleransi agama tidak diindahkan lagi.
“Yang sangat ironis adalah jika diiming-imingi masuk surga jika memilih kandidat tertentu, perbuatan ini sungguh membodohi masyarakat dalam berpikir. Masyarakat harus diberikan kesadaran politik agar bisa membedakan mana yang black campaigne dan bukan, berita-berita yang dikonsumsi masyarakat juga harus dicari sumbernya apakah itu hoax atau bukan (sesuai fakta). Berpikirlah secara rasional dan jangan subjektif kepada salah satu kandidat,” pungkas Nurmansyah. (*/dade/rel)