Wartawan senior Bagus Sudarmanto (kiri) saat menyampaikan disertasinya berjudul: "Proksimitas Virtual dalam Jurnalisme Perkotaan di Media Digital (Studi Kasus Surat Kabar Pos Kota)", di depan tim penguji Guru Besar Usahid Jakarta yang dipimpin Prof Dr Ir H Kholil MKom saat sidang terbuka, Sabtu (11/3), di Kampus Pascasarja Usahid Jakarta.

PERTAHANKAN DISERTASINYA, WARTAWAN SENIOR RAIH GELAR DOKTOR

Posted on

HARIANTERBIT.CO – Setelah mempertahankan disertasinya di hadapan sejumlah Guru Besar Universitas Sahid (Usahid) Jakarta, jurnalis senior Bagus Sudharmanto berhasil meraih gelar doktor bidang Ilmu Komunikasi di perguruan tinggi tersebut.

Dalam Sidang Terbuka yang dipimpin Prof Dr Ir H Kholil MKom di Kampus Pascasarjana Usahid Jakarta, Sabtu (11/3), Sudarmanto yang akrab dipanggil Cak Dhar ini berhasil mempertahankan disertasinya berjudul: “Proksimitas Virtual dalam Jurnalisme Perkotaan di Media Digital (Studi Kasus Surat Kabar Pos Kota)”.

Di depan tim penguji yang terdiri dari Prof Dr Ahmad Sihabuddin, Dr Mikhael Dua, Dr Mirza Ronda MSi, Dr Mantik Sumantari MSi dan Dr Rahtika Diana NCom, MSi, Cak Dhar memaparkan, kehadiran teknologi berbasis internet telah membuat banyak media cetak, seperti surat kabar mengalami konstraksi, berupa menurunnya jumlah pembaca yang berdampak pada turunnya pendapatan.

“Ada surat kabar yang kemudian berhenti cetak, beberapa beralih ke format digital, dan banyak yang berusaha bertahan dengan cara melakukan transformasi teknologi. Salah satu yang bertransformasi adalah Pos Kota, surat kabar kota yang khusus beredar di Jakarta. Meski sudah membuat portal berita sebagai usaha agar terhindar dari ancaman kematian, namun Pos Kota masih mengalami konstraksi,” ujar Sudharmanto.

Wartawan senior Bagus Sudarmanto (kiri) saat menyampaikan disertasinya berjudul: "Proksimitas Virtual dalam Jurnalisme Perkotaan di Media Digital (Studi Kasus Surat Kabar Pos Kota)", di depan tim penguji Guru Besar Usahid Jakarta yang dipimpin Prof Dr Ir H Kholil MKom saat sidang terbuka, Sabtu (11/3), di Kampus Pascasarja Usahid Jakarta.
Wartawan senior Bagus Sudharmanto (kiri) saat menyampaikan disertasinya berjudul: “Proksimitas Virtual dalam Jurnalisme Perkotaan di Media Digital (Studi Kasus Surat Kabar Pos Kota)”, di depan tim penguji Guru Besar Usahid Jakarta yang dipimpin Prof Dr Ir H Kholil MKom saat sidang terbuka, Sabtu (11/3), di Kampus Pascasarja Usahid Jakarta. (dok inilahcom)

Menurut Cak Dhar, konstraksi Pos Kota, sesungguhnya juga tengah dihadapi hampir semua media cetak di Jakarta maupun di kota-kota besar di Indonesia beberapa di antaranya sudah menghentikan produksinya. Fenomena penurunan yang oleh banyak praktisi media disebut sebagai senja kala untuk melukiskan ancaman kepunahan atau berakhirnya era media cetak.

Sudarmanto mengatakan, teknologi komunikasi dan informasi berbasis intenet telah mengubah hubungan antara media dan khalayak. Perubahan tersebut mengoreksi konsep-konsep jurnalistik dan konsep-konsep dalam media memandang khalayak, sehingga diperlukan penyesuaian atas kriteria nilai berita. Salah satu konsep nilai berita yang terkoreksi adalah kedekatan geografis yang disebut dengan proximity, akibat sifat borderless media digital. Menegaskan, terjadi pengaburan kelokalitasan batasan sebuah berita secara geografis.

Bagi sebuah media lokal, sambung Sudarmanto, runtuhnya sifat-sifat kelokalitasan itu mempengaruhi kebijakan jurnalisme dan menuntut dilakukannya perubahan dalam cara media memandang kedekatan antara konten dan khalayak pembaca sebagai nilai berita. Karena kedekatan fisik sebuah berita telah berubah menjadi kedekatan virtual dalam dunia maya, menuntut konseptualisasi jurnalistik yang berciri global untuk masyarakat digital.

Lebih lanjut dikatakan, temuan dalam penelitian ini adalah konsep delokalitas jurnalisme dengan membuat nilai berita konten lokal memiliki nilai bagi khalayak global yang disebut dengan borderless journalism. Konsep borderless journalism ini mengabaikan proksimitas geografis, tetapi memunculkan proksimitas sosiologis, yakni konten yang memiliki nilai universal tentang isu-isu sosial kemasyarakatan di kota-kota besar.

“Konsep borderless journalism sebagai temuan dalam penelitian ini, dapat menjadi sumbangan pemikiran di dunia akademis, khususnya ilmu komunikasi massa dan media massa. Mengingat masih banyak hal yang mungkin belum terurai secara baik, tawaran konsep hasil penelitian ini terbuka untuk dikembangkan lebih jauh,” papar Cak Dhar.

Transformasi teknologi
Merujuk hasil penelitian terhadap media Pos Kota yang melakukan transformasi digital namun tetap masih mengalami konstraksi, penelitian ini merekomendasikan pentingnya transformasi teknologi secara maksimal. Salah satu bentuk transformasi secara maksimal adalah memanfaatkan kekayaan teknologi yang tersedia untuk melakukan berbagai inovasi teknologi dalam praktik jurnalistik digital agar memiliki nilai lebih yang dapat dinikmati konsumen.

“Tawaran inovasi teknologi digital dalam penelitian ini adalah, bentuk pelaporan jurnalistik yang disebut dengan hybrid journalism. Sebuah jurnalisme campuran yang memanfaatkan teknologi hypertext, hyperlink, dan berbagai platform untuk memperluas dan memperdalam nilai informasi yang tersaji dalam teks berita digital,” katanya.

“Temuan hybrid journalism ini dapat menjadi acuan praktisi media digital dalam memperkaya informasi dengan memberi tautan ke pusat data dan atau informasi-informasi lain yang relevan. Model jurnalisme digital ini bisa menjadi instrumen teknis konsep borderless journalism sebagaimana dijelaskan sebelumnya,” pungkas Sudharmanto, seperti dikutip inilahcom, Sabtu (11/3).

Bagus Sudharmanto adalah lelaki kelahiran Denpasar 16 Juli 1957. Ia memulai kariernya sebagai wartawan di Harian Pos Kota dari 1979 hingga saat ini. Berbagai jabatan sempat dipegangnya di surat kabar yang sudah berusia 47 tahun itu. Tahun 2009-2013, ia menjabat wakil pemimpin umum Harian Pos Kota, dan tahun 2013 Pjs pemimpin umum Harian Pos Kota.

Berbagai jabatan penting juga pernah ia sangdang dalam grup media tersebut yakni pemimpin redaksi Harian Terbit (1993-1995) dan pemimpin redaksi Tabloid AKSI (1996-1999).

Dalam karier pendidikan, ia pernah menimba ilmu di Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta (lulus Sarjana Muda tahun 1983), kemudian dilanjutkan ke Universtas 17 Agustus 1945 Jakarta (lulus tahun 2000), Pascasarjana Jurusan Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (lulus tahun 2008), Studi Program Doktor Ilmu Komunikasi di Kampus Pascasarjana Usahid Jakarta (tahun 2013-2017), dan Studi Program Doktor Ilmu Kriminologi di FISIP Universitas Indonesia (tahun 2014-sekarang).

Sudharmanto memiliki seorang istri dan dua orang anak, putra dan putri yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *