HARIANTERBIT.CO – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan melakukan kunjungan kerja ke beberapa pondok pesanten yang ada di wilayah Cirebon, Minggu (5/2) kemarin. Sejumlah pondok pesantren (ponpes) yang dikunjungi Kapolda di antaranya, Pondok Pesantren Gedongan di Pangenan, Pondok Pesanten Buntet di Kecamatan Astana Japura, Kabupaten Cirebon dan Pondok Pesantren Benda Kerep, di Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Meski kunjungannya ke beberapa pesantren itu dilakukan menjelang pemeriksaan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang telah menjadi tersangka kasus penodaan lambang negara, Anton mengatakan, yang dilakukannya itu hanyalah silaturahmi ke ulama dan santri yang ada di wilayah Cirebon. Ia pun menampik dan menegaskan, kunjungannya itu bukan dimaksudkan untuk meminta dukungan ulama terkait kasus yang menyeret Rizieq.
“Bukan karena ada masalah, kalau ada masalah kita ke sini berarti saya ada kepentingan. Mau ada masalah mau tidak ada masalah, kalau seperti itu berarti saya takut dengan jabatan, jabatan itu sudah ada yang mengatur,” terang Anton kepada awak media, usai mengunjungi Pesantren Bunten.
Ditambahkan Anton, kedatangannya ke beberapa pesantren di Cirebon itu, hanya melakukan silaturahmi biasa, kerena sudah menjadi kebiasaannya setiap menjabat selalu silaturahmi dengan para sesepuh dan ulama.
“Di Jawa Barat ini kan ulama memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu saya meminta restu dan doa dari para ulama ini agar bisa menjalankan tugas sebagai kapolda Jawa Barat dengan baik dan dapat mengayomi masyarakat dengan maksimal,” kata Anton.
Selain mengunjungi beberapa ponpes, Anton juga melakukan silaturahmi dengan pihak Keraton Kanoman dan Keraton Kesepuhan. Ia direncanakan akan bermalam di Pondok Pesantren Benda Kerep, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Anton juga mengatakan, akan membuat ‘polisi santri’ dan setiap polres minimal 15 anggotanya mengikuti program tersebut. Anton berharap, melalui program itu nantinya polisi bisa berdakwah.
“Anggota yang mempunyai kemampuan ilmu agama lebih akan dididik lagi dengan kemampuan khusus agar bisa berdakwah, menjadi imam dan bisa menjadi khatib minimal di lingkungannya,” katanya.
Anton menuturkan program tersebut adalah upaya untuk memperkenalkan polisi, agar tidak hanya dikenal dengan adanya masalah kriminal saja. Ia berharap, dengan adanya program itu, polisi juga bisa dikenal oleh masyarakat sebagai imam, khatib, pengajian dan yang lainnya.
“Biasanya kita dikenal kalau ada tempat hitam seperti perjudian atau sabung ayam. Untuk itu nantinya polisi bisa dikenal masyarakat ketika menjadi imam salat, khatib dan yang lainnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, dengan adanya program ini, polisi bisa lebih memasyarakat dan pihaknya juga akan mengirimkan para anggotanya ke pesantren untuk menjadi santri, agar ilmunya lebih matang lagi.
“Kalau ilmu tanpa guru kan akan menjadi sesat, maka kita juga akan mengirimkan anggota ke pesantren selama satu minggu,” ujarnya.
Kunjungan Kapolda ke pondok pesantren mendapat tanggap positif Pengasuh Pondok Pesantren Gedongan KH Amin Siroj. Ia mengapresiasi langkah Kapolda Jawa Barat yang menyempatkan mengunjungi pondok pesantren khususnya Pondok Pesantren Gedongan ini.
“Dengan adanya kunjungan ini, berarti bisa membuktikan adanya persatuan antara ulama dan umara. Kalau dua elemen ini bisa bersatu, saya yakin rakyat juga akan tentram aman dan sejahtera,” kata Sesepoh Pondok Pesantren Gedongan itu.
KH Amin mengimbau, agar jangan mencampuradukkan politik dengan pelayanan terhadap masyarakat. Ia mengaku sangat menyesalkan, bila ada ulama yang terjun secara langsung ke dunia politik.
“Ulama seharusnya menempatkan posisi di antara masyarakat dan bukan memihak untuk kepentingan politik manapun. Dengan adanya kunjungan ini, ke depan saya berharap, Kabupaten Cirebon khususnya dan Indonesia pada umumnya bisa lebih lebih damai, aman dan tentram,” pungkasnya. (nurudin)