HARIANTERBIT.CO – Sepanjang jalan di H Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, kini semakin marak dengan pekerja seks komersial (PSK), yang tiap malam mangkal di tepi trotoar dengan berpura-pura bersama tukang ojek, padahal PSK tersebut sengaja memakai jasa ojek, agar cepat kabur kalau ada razia.
“PSK yang mangkal tiap malam di wilayah Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran sengaja memakai jasa tukang ojek alias jokinya, agar lebih aman dan cepat kabur dari razia, dan juga bilamana ada lelaki yang usil terhadap wanita yang sudah bagian dari ojek itu, si joki akan menegur lelaki itu karena sudah disewa untuk menjaga PSK tersebut,” kata Indra, salah satu Warga yang tinggal di Gg Mantri II, Jakarta, Kamis (5/1) dinihari.

Sementara itu, para joki akan mendapat jasa Rp50 ribu per orang dari PSK yang telah di-booking si pelanggan lelaki hidung belang, untuk menjemput di hotel transit yang tidak jauh dari tempat mereka mangkal usai bertransaksi.
Warga setempat mempertanyakan tentang masalah ini, karena pihak kepolisian, kecamatan dan kodim setempat, membiarkan PSK mangkal tiap malamnya, seharusnya mengadakan razia di wilayah lingkungan hijau tersebut yang juga terdapat banyak perkantoran, mal dan apartemen.
“Kami yang berada wilayah tersebut merasa tidak nyaman melintasi Jalan Benyamin Sueb, ditambah lagi dengan alunan musik dangdut pakai gerobak, sudah mengganggu warga dan pemakai jalan tersebut. Padahal wilayah ini ada perkantoran, mal dan apartemen. Apalgi tempat wanita PSK mangkal tidak jauh dari Polsek, kantor kecamatan dan Kodim, harusnya tiap malam hari diadakan razia,” kata Indra.
.
“Dengan adanya razia PSK di Jalan Benyamin Sueb Kemayoran, agar lingkungan kami terlihat bersih dan tidak ada lagi PSK yang mangkal, karena adanya PSK tersebut banyak menimbulkan kejadian perkelahian yang bukan warga kami, karena banyak dari PSK orang daerah, termasuk para joki juga kebanyakan dari daerah, bukan orang asli sini,” ungkap Indra.
“Oleh karena itu kami mengharapkan pihak berwenang yang berada di sekitar kawasan tersebut, agar merazia kegiatan tersebut, karena sudah mengganggu kenyamanan wilayah tempat kami tinggal, juga dikhawatirkan dengan adanya wanita PSK di jalan tersebut, bisa merusak moral anak bangsa,” pungkasnya. (*/dade)