Ketua Umum DPN GNPK, H. Adi Warman, SH, MH, MBA saat akan menyerahkan Bendera Pataka kepada Pengurus DPP GNPK Sulsel.

GNPK GELAR DISKUSI HARI ANTIKORUPSI

Posted on
Ketua Umum DPN GNPK, H. Adi Warman, SH, MH, MBA saat akan menyerahkan Bendera Pataka kepada Pengurus DPP GNPK Sulsel.
Ketua Umum DPN GNPK, H. Adi Warman, SH, MH, MBA saat akan menyerahkan Bendera Pataka kepada Pengurus DPP GNPK Sulsel.

HARIANTERBIT.CO – Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (DPN GNPK), menggelar diskusi akhir tahun memperingati Hari Anti Korupsi dengan tema “Pencegahan Korupsi Dan Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik” di Hotel Aryaduta, Jl Somba Opu, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 9 – 10 Desember 2016.

Walikota Makassar Ir H Mohammad Ramdhan Pomanto, saat membuka secara resmi diskusi akhir tahun ini mengatakan pelaku korupsi saat ini sudah semakin canggih. Mereka sudah menguasai sistim. Pola permainan pelaku korupsi terstruktur.

“Saat ini yang namanya korupsi termasuk pungli, sudah membudaya. Untuk memberantasnya perlu waktu dan keberanian ekstra. Ibaratnya memberantas korupsi itu seperti mencabut paku dalam daging. Rasanya sakit. Jadi kalau kita ragu, ya kita akan digilas oleh mereka,” kata Danny Pomanto, panggilan akrab Walikota Makassar ini, Jumat, 9 Desember 2016.

Menurutnya, dengan adanya kehadiran komunitas penggiat anti rasuah (korupsi) seperi GNPK ini, pihaknya merasa mendapat angin segar dengan adanya semangat pemberantasan korupsi. Seperti marak dan gencarnya gebrakan satuan pemberantasan pungli belakangan ini.

Suasana diskusi akhir tahun GNPK di Hotel Aryaduta Makassar.
Suasana diskusi akhir tahun GNPK di Hotel Aryaduta Makassar.

“Konsekuensinya, ya saya sebagai walikota diserang habis-habisan. Dari berbagai penjuru. Tapi saya sadar, senjatanya adalah transfaran, keterbukaaan. Saya pun dilaporkan ke mana-mana,” kata Walikota Pomanto.

Meski demikian, dengan sudah terlewati dua tahun memimpin Kota Makassar, menurut walikota, sekarang ini sudah semakin nyaman.

“Ironinya, pihak yang menyerang saya itu, justeru mereka yang semula mendukung saya jadi walikota. Tapi saya tidak punya beban, kalau mereka salah dan nakal, ya saya sikat,” kata Pomanto.

Pasalnya, ketika Danny Pomanto mau maju jadi walikota, ia mengaku harus terlebih dahulu menjual tanah sebagai modal bersosialisasi, dan diakui, uangnya itu tidak kembali.

“Pemilu atau Pilwali sesuai pengalaman saya di Makassar, butuh uang yang tidak sedikit,” kata Pomanto, yang dua tahun kepimpinannya berhasil meraih dua kali Adipura – penghargaan tertinggi bagi sebuah daerah kota/kabupaten di bidang lingkungan — secara berturut-turut.

Diskusi ini digelar DPN GNPK bekerja sama dengan pengurus Dewan Pimpinan Provinsi Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (DPP GNPK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat, dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Dunia.

Peserta diskusi adalah mahasiswa, masyarakat umum dan penggiat anti korupsi. Pada pagi harinya digelar kegiatan membagi bunga mawar kepada pengendara yang melintasi di sepanjang Jl Penghibur, Pantai Losari sebagai bentuk dukungan peringatan Hari Anti Korupsi Dunia tanggal 9 Desember.

Selain Walikota Makassar, juga memberikan arahan dalam diskusi tersebut
masing-masing Kapolda Sulsel Irjen Pol DR Drs H Anton Charliyan M.P.K.N, Prof DR Laode Husein SH (akademisi), mantan Wakapolri Komjen Pol (Pur) Drs H. Nanang Soekarna (Dewan Pakar GNPK). H. Adi Warman SH, MH, MBA (Ketua Umum DPN GNPK).

Hadir antara lain Reza Sulrahman SH, MH (Ketua GNPK Sulsel), A. Surrahman, S. Km, M. Kes (Sekretaris GNPK Sulsel), Ir Ramzah Tabraman SH (Korwil Indonesia Timur) dan pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP GNPK) seluruh Indonesia antara lain Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, NTT, Jawa Barat, Jatim, DKI Jakarta, Jambi, Babel, Aceh, Sulsel, Sultra, Sumsel, Lampung, Maluku, Riau, Jawa Tengah. (Nur)*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *