Intan, korban kebiadaban pembom di Gereja Samarinda

JANGAN TINGGALKAN MAMAK NAK…JERIT IBU INTAN

Posted on

HARIANTERBIT.CO – “Jangan tinggalkan mamak nakkkk, boru saiannnn Intaaaannnn,…”, jerit pilu Ibu Intan sambil memeluk tubuh mungil putrinya. Sang ayah memeluk istrinya. Tangisnya teredam dalam rongga dadanya. Dadanya bergetar. Anggiat Marbun terguncang. Tiba tiba bumi serasa runtuh.

Keduanya bahkan tidak mampu lagi mengangkat wajahnya. Kepala mereka tertunduk ditepi ranjang sambil menangis panjang manggil nama anaknya, Intann….intan.

Ruang ICU itu menjadi pertemuan terakhir kedua orang tua Intan melihat anak yang dikasihinya. Pak Anggiat Marbun dan Ibu Intan terus menangis. Grafik detak jantung di layar monitor mesin EKG terlihat semakin melemah.

Intan, korban kebiadaban pembom di Gereja Samarinda
Intan, korban kebiadaban pembom di Gereja Samarinda

Detak jantung Intan terus melemah. Perawat mendekat. Memberikan pertolongan medis. Suasana ruang ICU mendadak gaduh. Denyut nadi bocah malang itu berhenti. Sepenggal kisah diatas merupakan gambaran detik terakhir Intan kembali ke rumah bapa NYA.

Intan Olivia Banjarnahor,2,5, Anita Kristobel Sihotang,2, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga,4, Triniti Hutahaya,3, bersama anak anak sekolah minggu lainnya tampak sangat ceria pagi itu.

Mereka adalah anak anak sekolah minggu yang dibawa orangtuanya ikut kebaktian ke gereja. Hal biasa saat orang tua sedang beribadah, anak anak kecil ini bermain di halaman gereja. Mereka adalah anak anak sekolah minggu yang sebelumnya telah selesai beribadah sekolah minggu.

Selamat jalan ananda Intan Olivia. Betapa berat 14 jam penderitaanmu itu. Api membakar kulit dagingmu hingga wajah cantikmu berubah mengerikan. Luka gosong sekujur tubuhmu begitu mengerikan.

Kini, Tuhan mendekapmu. Mendekap sejuk dan teduh jiwamu yang terbang bersama para malaikat. Kini tubuh gosongmu cantik kembali. Bumi ini bukanlah tempatmu bermain lagi. Surgalah tempatmu bermain bersama teman temanmu dari seluruh bangsa.

Ketua DPD RI Mohammad Saleh mengecam keras aksi teror ini. “Penyerangan terhadap Gereja Oikumene di Samarinda ketika umat sedang beribadah pada hari Minggu, 13 November 2016, merupakan tindakan tidak beradab yang mengganggu stabilitas dan mencoreng wajah bangsa kita.

Peleku pembom gereja di Samarinda
Peleku pembom gereja di Samarinda

Terkait kasus pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda, Polisi kembali mengamankan lima orang diduga terlibat teror tersebut. Kelima terduga pelaku berhasil diringkus usai peristiwa nahas tersebut terjadi.

Menurut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, teror tersebut dilakukan oleh orang orang jaringan lama, “para pelaku merupakan kelompok jaringan lama yakni Pepi Fernando.

Salah satuya yakni (J), yang merupakan residivis pelaku bom di Serpong, Tangerang Banten. (J) diamankan pada saat kejadian. namun ada lima orang lagi diduga pelaku lain yang sudah ditangkap dan dalam penyidikan lebih lanjut,” ujar Kapolri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *