HARIANTERBIT.CO – Indonesia masih menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan ASEAN. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ternyata punya teknologi yang bisa membuat nyamuk mandul yang akhirnya akan menekan timbulnya penyakit karena nyamuk seperti DBD.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, dari sekitar 500 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 90 persen di antaranya merupakan daerah endemik, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Wilayah tersebut menjadi daerah endemik karena kondisi lingkungannya yang kurang kondusif.
Salah satu cara membasmi nyamuk yang dirasa cukup potensial adalah Teknik Serangga Mandul (TSM). Lewat teknik ini dilakukan upaya memandulkan nyamuk jantan dengan menggunakan radiasi sinar gamma. Tujuan dari teknik tersebut adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan cara menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya. Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dengan nyamuk betina, namun dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan. Dengan demikian, jumlah populasi nyamuk semakin lama akan semakin menurun.
“Di Indonesia memang teknologi ini masih baru, hal ini dapat membawa banyak manfaat. TSM merupakan teknologi nuklir yang sudah lebih dari 50 tahun dipakai di seluruh dunia yang awalnya untuk melawan lalat buah, dan ngengat pengganggu lainnya,” kata Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto, di Jakarta, Senin (7/11).
Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasioanal untuk melawan penyakit berbasis virus yang dibawa oleh nyamuk. Indonesia bersama Italia, Tiongkok dan Mauritius dijadikan pionir untuk program ini.
“Batan melalui Pusat Aplikasi dan Radiasi (PAIR) sudah melakukan penelitian sejak 2005, dan sejak 2011 sampai dengan 2015, Batan telah mengaplikasikan di wilayah Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Bangka Barat, dan hasilnya berhasil menurunkan populasi nyamuk secara signifikan dengan harga murah dan lebih aman,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang peneliti PAIR Batan, Ali Rahayu mengatakan, Teknologi Serangga Mandul (TSM) efektif mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknologi ini merupakan pengembangan teknologi sebelumnya.
“Efektivitas penurunan populasi nyamuk ‘Aedes aegypti’ bisa mencapai 96,35 persen pada penyebaran nyamuk jantan minggu keempat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/11).
Ali Rahayu menjelaskan, teknologi tersebut merupakan teknologi pengendalian nyamuk dengan menggunakan nyamuk jantan.
Penggunaan teknologi tersebut dapat menahan munculnya kasus baru di atas tujuh bulan, dan dapat menghilangkan keberadaan virus yang dianalisis pada tubuh nyamuk setelah pelepasan kedua.
“Teknologi ini bukanlah sesuatu yang hebat. Hanya memandulkan nyamuk jantan dengan nuklir. Nyamuk jantan yang sudah mandul, disebarkan di wilayah yang rawan DBD. Begitu nyamuk jantan disebar maka nyamuk betina otomatis akan mendekati dan melakukan perkawinan,” kata Ali Rahayu menerangkan.
“Nyamuk jantan yang belum kawin bisa bertahan hingga 1,5 bulan, sementara yang sudah kawin akan segera mati. Sementara nyamuk betina akan bertahan hingga telurnya habis,” tutupnya. (*/dade)