HARIANTERBIT.CO – Setelah ditemukannya fosil molusca, kini Bukit Maneungteng yang terletak di Desa Waledasem dan Desa Waleddesa, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon ditemukan bunker dan gua yang mirip saluran air. Konon gua tersebut sebagai tempat persembunyian para pejuang saat melawan penjajah.
Camat Waled H Abdulatip mengatakan, banyak peradaban di Maneungteung dari masa ke masa, dan setiap masa meninggalkan bekas. Mulai dari kehidupan purbakala, seperti ditemukannya fosil binatang purba. Peradaban kerajaan masa lalu, dengan ditemukannya keramik antik mulai dari piring, guci, patung monyet, dan benda-benda unik lainnya. Sedangkan yang berhubungan dengan perlawanan terhadap penjajah, ditemukan bunker yang konon sebagai tempat persembunyian para pejuang.
“Lokasi bukit yang menjulang tinggi sangat baik untuk melihat pergerakan musuh dan di bawah bukit dijadikan tempat persembuyian, karena tidak akan mengira ada banyak penjuang yang berada di bunker tersebut. Sebab, bunker itu seperti saluran air. Sehingga, Bukit Maneungteung menjadi daerah strategis berperang melawan penjajah saat itu,” katanya, Minggu (30/10).

Ditambahkannya, selain bunker yang melintas antara Bukit Maneungteung dan Sungai Cisanggarung, ada juga temuan lima bunker dengan empat pintu menghadap sungai dan jalan serta satu pintu menuju Hutan Pasaleman, bunker tersebut berada di seberang Sungai Cisanggarung, dan hingga saat ini masih belum tersentuh oleh siapa pun lantaran khawatir karena bunker tersebut saat ini dihuni oleh binatang berbahaya seperti ular.
“Ada tim kita yang sudah memantau ke sana tetapi masih melakukan pengecekan dari luar saja, kita akan mendatangkan tim ahli sejarah untuk mempelajari temuan bunker tersebut,” jelas Abdulatip.
Masih dikatakan Abdulatip, jika dilihat dari kekayaan sejarah yang ditinggalkan, Maneungteung sangat tepat dijadikan sebagai kawasan pendidikan, obyek wisata dan penelitian bagi guru-guru sejarah, geografi, dan sebagainya. Temuan di Maneungteung bisa diterapkan dalam muatan lokal di sekolah lanjutan maupun menengah. Sehingga, tidak perlu jauh-jauh ke kedalaman laut maupun ke luar kota. Cukup ke Maneungteung, sudah dapat mempelajari kehidupan laut masa lalu, sejarah kerajaan zaman dahulu dan berbagai ilmu lainnya.
“Selain menyimpan pengetahuan sejarah untuk ditularkan kepada generasi mendatang, Bukit Maneungteung juga perlu untuk dipromosikan sebagai tempat wisata,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya sesuai perencanaan akan membuat Kawasan Wisata Maneungteung, ke depan secara bertahap akan disentuh juga untuk perehaban dan perbaikan bunker tersebut agar bisa terpelihara dan bisa menjadi wisata sejarah.
“Untuk membuat Kawasan Wisata Maneungteung kita membutuhkan anggaran lebih dari Rp500 miliar, nanti secara bertahap kita juga akan menyentuh rehab dan perbaikan bunker tersebut,” papar Abdulatif. (nurudin)
====
Aparat kepolisian dan tim dari Kecamatan saat mengecek penemuan bunker dan gua di Desa Waledasem dan Desa Waleddesa, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon.