HARIANTERBIT.CO – Jalinan kerja sama i3L yang baik pada penyelenggaraan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun ini, berharap dapat berkelanjutan dan terus dikembangkan.
Selain itu juga, berharap penyelenggaraan OPSI dapat terus dikembangkan untuk memberikan kesempatan luas kepada semua peserta didik dalam mengembangkan potensi diri, dan membekali mereka dengan pengalaman berpontensi.
“Kita gembira dan bangga, dari tahun ke tahun minat akan penelitian dan penulisan karya ilmiah di antara pelajar SMA/MA terus mengalami peningkatan,” kata Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Purwadi Sutanto pada acara penutupan OPSI di Auditorium Indonesia International Institute for Life-Sciences (i3L), Jl Pulomas Barat Kav 88 Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (6/10).
Selain semakin banyak penelitian, kualitasnya pun terus meningkat dan sangat beragam. Kreativitas dan inovasi peserta didik sangat membanggakan dan menerbitkan harapan akan generasi yang dapat menjunjung pembangunan dan daya saing bangsa ke depan.
“Tantangan ke depan yang perlu kita perhatikan terkait pengembangan OPSI adalah harus memiliki dampak yang lebih luas terhadap proses pembelajaran yang bermutu sehari-hari di kelas. Oleh karena itu peningkatan peran guru dalam pembinaan bakat dan minat siswa di bidang penelitian harus lebih di tingkatkan, baik dalam konteks kurikuler maupun dalam pembelajaran ekstrakurikuler,” ujar Purwadi.
Sementara itu, lanjut Purwadi, dengan adanya kegiatan yang positif terutama kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pembinaan kesiswaan lainnya, pemerhatian dan energi kreatif mereka bisa difasilitasi dengan lebih kaya dan komprehensif sehingga mereka dapat berkembang optimal secara intelektual, emosional dan sosial.
“Kita juga menghadapi tantangan pengembangan pendidikan karakter yang sangat krusial untuk melindungi siswa-siswi dan sekolah dari berbagai ancaman yang datang dari berbagai lini ketimpangan hidup. Namun, pembinaan terhadap karya-karya penelitian yang potesinsial perlu terus diupayakan melalui pola pembinaan dan perlindungan yang lebih jelas dan terarah,” kata Purwadi menerangkan.
Dengan diaplikasikannya sistem online pada tahun ini, telah membuat para juri atau pembinaan memiliki tugas penilaian yang sedikit lebih detail dan mendalam, sehingga mungkin lebih merepotkan para juri.
“Tapi kami yakin, itu semua merupakan bagian dari tanggung jawab dan pengabdian pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus pada penyiapan generasi emas Indonesia,” pungkas Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud ini. (dade)