HARIANTERBIT.CO – Terkadang sikap remaja (ABG) saat ini urakan dan emosional. Mereka kadang tak berpikir dan sabar dalam memilih dan menentukan sikap jati dirinya. Vandalisme salah satu bentuk sikap remaja yang bakatnya tak tersalurkan baik. Akibatnya banyak dinding rumah ataupun pagar milik warga menjadi sasaran vandalisme.
“Mereka kadang sembarang tempat, alat menggambar yang dipergunakan kadang pilox, cat bahkan kapur ataupun spidol. Hanya masalahnya pagar atau dinding rumah warga jadi kotor, dan biasanya mereka lakukan jika situasi dianggap aman dan kosong,” terang Pegiat Seni dan Budaya Cirebon, Dadang, kepada HARIAN TERBIT.co, Sabtu (1/10).
Menurut Dadang, persoalan vandalisme kerap disalurkan di sembarang tempat. Akibat dari ini dampak yang ditimbulkan dinding jadi kotor, dan pemilik dirugikan. Sebab tembok atau dinding tersebut harus kembali dibersihkan dan dicat ulang oleh pemiliknya. Persoalan lainnya sampai saat ini belum ada media atau alat ataupun tempat bagi tersalurnya bakat mereka.
Pemerintah belum menyediakan sepenuhnya terhadap bakat mereka di bidang seni lukis, sehingga media apa pun jika sudah dianggap layak mereka manfaatkan untuk menyalurkan hobi, perasaan, pikiran melalui lukisan gambar maupun coretan tulisan.
“Saya pikir vandalisme hanya dapat disalurkan melalui sarana yang disediakan pemerintah, baik itu dibentuk kelompok seni lukis kaca, maupun bentuk lainnya sebagai media transformasi bakat mereka. Kita tinggal mengarahkan, dan siapa tahu itu bisa menjadi positif bagi kelangsungan berikutnya. Ini yang penting dan segera harus dipikirkan agar tidak lagi banyak dinding atau tembok warga menjadi coretan tangan-tangan nakal mereka,” papar Dadang. (nurudin)